Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Berkubah Biru dan Sepercik Kisah Tanah Wakaf

30 April 2020   22:54 Diperbarui: 30 April 2020   23:20 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kubah Biru (pict : dok. pribadi )

“Yang akan memakmurkan masjid – masjid Allah hanyalah orang – orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,  mendirikan salat menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,  maka mudah – mudahan mereka termasuk orang – orang yang mendapat petunjuk  ” 

QS. At Taubah (9) : 18

Mesjid terindah dan termegah di dunia ini diantaranya  adalah Masjidil Haram tentu saja dengan Ka’bahnya yang sarat pesona spiritualitas mampu  menggedor dinding – dinding kalbu yang terdalam,  saat dapat memandangnya hanya ucapan 

Subhanallah . . . . 

Allahu Akbar dan Alhamdulillah.

Bagi jamaah yang sempat berkunjung ke   Masjdil Haram   tentu tidak akan melewatkan Masjid  An – Nabawy,   betapa menara – menaranya berkilau ditimpa sinar Matahari pagi,   payung – payung elektronik yang bisa buka tutup secara otomatis  begitu gagah, anggun juga kokoh bangunannya ornament dan assecoris di dalamnya.

Kini dimasa pandemic global COVID – 19   semua pintu Masjid Al Haram dan Masjid Nabawy  tertutup untuk jamah seluruh  dunia.  

Ditutup oleh Raja demi keamanan semua fihak dan semoga pandemic berlalu kemudian kedua pintu Masjid terbuka kembali.

Kita semua berdoa semoga pandemic berlalu dan masjid – masjid yang  terkesan membisu tanpa suara,  para jamaahnya hilang baik yang melaksanakan ibadah shalat wajib bahkan salat sunah diantaranya taraweh karena adanya kebijakaan pemerintah tentang social distancing.

Penulis akan sedikit saja berkisah  . . . 

Di satu desa masuk wilayah kecamatan Cimenyan kabupaten Bandung,  berdiri tegak dan kokoh Masjid berkubah biru,  yang asal mulanya adalah tempat salat sejenis surau di Sumatera – Barat atau bisalah Kita kategorikan sebagai Langgar atau Mushalla.

Sepengetahuan penulis yang bermukim di Ciburial  sejak 1980 tanah Masjid tersebut  adalah wakaf Emak Enjeh yang diamanatkan kepada Ajengan Muchtar Adam,  saat liburan kuliah sering penulis saksikan Emak Enjeh itu berkeliling seputaran Surau sederhana tersebut menyiram sirih tanaman beliau.  

Anehnya penulis sering menyaksikan Emak Enjeh itu berjumpa dengan Ajengan Muchtar Adam dan memberi amanat dengan bahasa Sunda yang cukup loma, (sangat bersahabat)      “Ujang Muchtar kade nyak titip wakaf Emak tidieu dugi kaditu . . . “     dst.   

( Ujang Muchtar tolong ya diperhatikan ini tanahnya wakaf Emak dari sini hingga kesana . . . biasa Emak akan menunjukkan arah dan ukuran tanahnya arah Utara, Selatan dan Barat hingga Utara )

Sepengetahuan penulis Emak Enjeh itu berulang kali menyebutkan dan menunjukkan bahwa ukuran sekian batasnya sekian.

Memang bayangan Emak Enjeh itu muncul dan  berpendar – pendar difikiran penulis saat Kompasiana memberikan arahan bahwa Kami harus menuliskan tentang Masjid.

Masjid terdekat dan termewah dengan beberapa program yang tampak di beberapa spanduk juga plang yaitu . . . Masjid Berkubah Biru dan tanahnya adalah Wakaf Emak Enjeh yang diserahkan kepada Kiyai Haji Muchtar Adam.

Masjidnya indah,   mari kita telusuri secara umum saja dan dari luar.

Masjid Kubah Biru (pict : dok.pribadi)
Masjid Kubah Biru (pict : dok.pribadi)
Sesungguhnya Mesjid ini relatif sangat indah,   akan tetapi Penulis mendalami kesulitan mencari sudut yang paling strategis untuk mengambil gambar terbaik kiri kanan mentok jalan dan pemasangan spanduk yang terkesan berebut posisi,   gambar di atas ini adalah arah yang menghadap kiblat.

Namun Penulis berhasil  mengambil gambar dari arah Selatan tampak bangunannya melingkar dengan warna cat yang natural serta alamiah dan beberapa tumbuhan membingkai gambar Masjid yang dibidik sekitar jam 07.00 ;   semua orang tidak akaan menyangka bahwa bangunan megah ini dulunya hanya Surau kecil maksimal 40 orang jamaah bisa dan muat ke dalam ruangannya.  

Masjid Kubah Biru ( pict : dok.pribadi)
Masjid Kubah Biru ( pict : dok.pribadi)
Salah satu plang yang tangkap camera handphone adalah Jadwal Praktek Dokter Umum.  tentu saja penulis sangat mengapresiasi program ini sehingga dengan adanya kunjungan dokter ke desa Ciburial mempermudah akses masyarakat berobat ke dokter,   semoga di masa pandemic  dokter juga hadir di tengah - tengah masyarakat.

Masih ada beberapa spanduk yang bisa penulis ekspos yaitu :  Sekretariat Wisma Asuhan Yatim,   ini adalah upaya yang sangat positif ditengah - tengah kondisi masyarakat dalam kesusahan dan kesulitan massif  berharap panitia amanah dan dapat merealisasikan program - programnya dengan lancar,  Amiin. 

Lewat Spanduk Sepintas bisa mendeteksi program (pict:dok.pribadi)
Lewat Spanduk Sepintas bisa mendeteksi program (pict:dok.pribadi)
Masjid Biru arah utara (pict:dok.pribadi)
Masjid Biru arah utara (pict:dok.pribadi)
Matahari jam tujuh pagi  cukup memberikan penerangan yang prima,  sehingga penulis bisa mengambil gambar dengan rasa bahagia mengamati Masjid berkubah biru,  agak kompleks jika harus mengambil gambar dari arah lantai tiga Pondok Pesantren Al Quran Babussalam,  khawatir lutut menggigil agak mustahil bagi penulis menggunakan drone (Uhuuuk . . . . pingin punya )

Senyatanya Masjid berkubah biru ini bergandengan bangunan dengan Pondok Pesantren Al Quran Babussalam, Ciburial - Dago.

Bandung,   8 Ramadan 1441 H  /   30  April 2020 M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun