Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Muthiah Alhasany, Perempuan Energik Penggerak Click Kompasiana

24 Agustus 2019   14:59 Diperbarui: 24 Agustus 2019   15:19 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hari  rasanya masih sangat  pagi ketika itu dan ia tengah  menjemput siang.

Sedikit di luar pemikiran rasional sepertinya Kami ada disatu gurun.

Udara menyengat,  meskipun sudah ada beberapa pohon dan tumbuhan mulai rimbun dengan dedaunan . . . lumayan terasa sedikit sejuk saat mata memandang sepintas hijau -- hijauan yang berselaput debu tipis.

Memang senyatanya udara menyengat berasa di Padang Pasir yang tandus.        Bisa jadi ini karena efek penulis sebagai orang yang mukim di gunung utara kota Bandung sehingga butuh adaptasi sejenak dengan suasana sekitar.

Kami semua sekitar 45 orang lebih   peserta plus admin  Click Kompasiana   bertahan sejak sekitaran  jam 08.00 pagi, pada wilayah Pantai Maju  hingga waktu segera tiba untuk meninggalkan salah satu proyek Pemda DKI yang sangat kontroversial.

Jam 10  lebih Kami berusaha meninggalkan Pantai Maju yang tengah menggeliat. Mungkin maju dalam satu aspek dengan adanya proyek pembangunan untuk income DKI bahkan secara subyektif  rasanya mundur juga dalam hal khusus terkait polusi udara berasa oleh mereka yang sangat peka wabil  khusus penulis yang bermukim di "negeri atas awan"   sekitar lingkungan kami adalah pegunungan hijau dengan  memandang kota Bandung ada dikejauhan sana.

Sementara itu kompasianers yang menyebar sejak pagi hari ketika lokasi masih sepi masih  belum kembali,  tampak  hanya beberapa pejalan kaki diantara kabut yang ganjil menyelimuti banyak gedung pencakar,   jika mengingat tadi malam telah terjadi gempa dengan kekuatan . . .   goncangan  rasa ngilu menghujam ulu hati,  membayangkan sekiranya jasadku telah membusuk diantara reruntuhan bangunan yang entah seperti apakah bentunya (Gusti Allah, huh . . . seram!)

Kami menyebar di sekitaran Pantai (Pulau) Maju mengeksplorasi wilayah ini dengan penuh semangat menjelajahinya sekelilingnya berdebu,  penulis mencoba menyapu pandangan kearah  parkiran kendaraan yang mengantar peserta ke Pulau Reklamasi tampak  ketiganya masih  diam kokoh tidak bergerak.

Sejak datang di sebagian  Pantai  yang dikenal dengan sematan   "Maju"   tampak berbaris  'mungkin'  mereka adalah petugas -- petugas Satpam,  ada yang telanjang dada sehingga sinar Matahari menimpa sebagian tubuh mereka tampak agak sedikit mengkilat  kekuningan atau coklat tua sedang sebagiannya berkostum training hijau gelap mendekati hitam temaram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun