Saat ini dunia pendidikan tidak dapat menghindari kemajuan-kemajuan terkait dengan dunia pendidikan. Baik itu kurikulum, model-model pembelajaran, bahan ajar dan fasilitas belajar. Dunia pendidikan maju demikian pesatnya seakan-akan berlari secepat mungkin entah apa yang dikejar. Di negara maju banyak sekali hal-hal positif yang dapat ditiru dari kemajuan di dunia pendidikan namun tentu ada hal-hal negatif yang tidak perlu kita adopsi karena tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa kita.
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pembelajaran tatap muka yang konvensional ke arah pembelajaran yang lebih terbuka. Globalisasi itu sendiri ditandai dengan (1) meningkatnya interaksi antar warga dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung; (2) semakin banyaknya informasi yang tersedia dan dapat diperoleh; (3) meluasnya cakrawala intelektual; (4) munculnya arus keterbukaan dan demokratisasi baik dalam politik maupun ekonomi; (5) memanjangnya jarak budaya antara generasi tua dan muda; (6) meningkatnya kepedulian akan perlunya dijaga keseimbangan dunia; meningkatnya kesadaran akan saling ketergantungan ekonomis; (7) mengaburnya batas kedaulatan wilayah tertentu akibat tidak terbendungnya informasi. (Miarso; 2004). Dengan era globalisasi pendidikan akan bergeser menjadi terbuka, bersifat dua arah, kompetetitif, multidisipliner dan berusaha memenuhi produktivitas kerja saat itu juga.
Media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi sangat beragam maka diwajibkan seorang guru harus mampu menggunakan media-media yang ada dengan maksimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Peran guru dalam mengembangkan media itu sangat perlu dalam mempengaruhi proses belajar. Seorang guru yang kurang mampu menjelaskan dengan baik dan kurang menguasai materi yang diajarkan dapat menimbulkankurangnya dorongan untuk menguasai materi. Dalam hal ini seorang guru sangat berperan penting dalam mengembangkan media pembelajaran karena guru adalah seorang pendidik dan sekaligus fasilitator bagi siswanya. Peranan seorang guru dalam mengembangkan media sangat beragam sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Terkadang guru menemui kendala dalam meningkatkan mutu mengajarnya karena terbatas kemampuan di bidang IT (Informatika dan Teknologi), khususnya bagi guru-guru yang berada di daerah yang terbatas akan jarak dan para ahli di bidang IT. Oleh karena itu perlu sebuah solusi untuk mengatasinya, tetap belajar dan menambah ilmu walau tanpa perlu meninggalkan tugas dan tempat. Untunglah akhirnya diadakan sebuah kegatan inovatif yang diselenggarakan oleh pak Sukeni yaitu Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT). Kegiatan ini memungkinkan guru-guru belajar menambah wawasan dalam mempersiapkan bahan ajar secara online, sehingga tidak perlu meninggalkan tugas dan sekolah. Kegiatan ini menyediakan banyak latihan dan bahan ajar yang berguna bagi guru untuk mengajar siswa di kelas yang disesuaikan dengan kemajuan pendidikan dan tuntutan kurikulum 2013 saat ini.
Diklat online ini diselenggarakan untuk tujuan mulia yaitu untuk mendorong guru-guru Indonesia agar melek IT dan memanfaatkan IT tersebut dalam pembelajarannya. Hal ini memungkinkan guru-guru di manapun berada yang ingin meningkatkan kompetensinya terkait pemanfaatan IT, namun terbatas jarak yang jauh akhirnya dapat teratasi. Waktu pembelajarannyapun sangat fleksibel sehingga guru dapat belajar di waktu luang saat tidak mengajar.
Jadi sekarang tidak ada kata terlambat buat guru-guru di seluruh Indonesia untuk menjadi guru yang up to date, guru yang kreatif, guru yang penuh ide. Juga tidak ada alasan jarak yang jauh membuat guru-guru di daerah menjadi guru yang ketinggalan jaman. semuanya sekarang dapat diatasi dengan ikut menjadi bagian dari kegiatan Diklat Online Guru Melek IT. Ayo semua guru Indonesia kita kejar dunia pendidikan yang bisa dibanggakan di dunia International! Hidup Guru Indonesia!
Rosita Uli
