Alih-alih mengandalkan bahan murah hasil lelang yang entah dari mana, MBG bisa diarahkan memakai bahan pangan lokal dari petani sekitar. Dengan begitu, rantai distribusi lebih pendek, bahan lebih segar, dan ekonomi daerah ikut berputar.
Balik lagi ke obrolan ibu-ibu. Pernyataan sederhana seperti lebih baik memasak sendiri di rumah atau di sekolah, bahkan diberi anggaran khusus untuk bekal anak, tentu bukan jalan keluar sempurna. Meski kualitas masakan ibu tidak bisa dianggap remeh, kita butuh sistem yang lebih aman daripada sekadar menyerahkan semuanya pada dapur vendor besar.
Pada akhirnya, MBG tidak bisa dinilai hanya dari berapa juta kotak makan yang dibagikan. Ia harus dinilai dari seberapa aman makanan itu sampai ke perut anak-anak. Karena memberi makan bukan sekadar memberi kenyang, tapi memberi masa depan.
Jika pemerintah serius menekan angka stunting, maka kualitas dan kepercayaan harus jadi pilar utama. Tanpa itu, MBG hanya akan jadi singkatan baru dari "Makanan Bikin Gawat".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI