Batas kaki bukit itu tinggal seratus meter. Namun mobil ini sudah tak sanggup lagi menanjak. Mesin mendadak mati dan bodi telah miring. Satu roda belakang tidak lagi sentuh jalan. Struktur aspal tidak lagi rata.
Untunglah sigap sang sopir kendalikan kendaraan itu. Rem tangan dan kaki langsung dimainkan. Jika tidak bisa saja mobil oleng dan terbalik. Atau minimal hantam kendaraan di belakang.
Kami berenam berhambur keluar. Kurangi beban dan bantu pak sopir kendalikan mobil cari tempat parkir. Perkara parkir menjadi tidak mudah, bukan saja karena jalanan sempit, penduduk setempat pun parkir kendaraan di tepi jalan.
Gua Hira, itulah tujuan kami. Lebih tepat disebut celah dibalik Jabal Nur, sebuah bukit tidak jauh dari Kota Mekah. Cukup untuk istirahat hingga lima orang di dalam. Tempat Rasulullah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dari Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril.
Pagi itu, jam belum sentuh angka empat. Ikuti saran para pendahulu pengunjung Gua Hira, sengaja berangkat sebelum itu. Terik tidak menyengat hingga saat turun nanti.
Sejak pinggiran kota Mekah, jalan mulai menyempit. Susuri jalan kawasan padat penduduk, di tengah keramaian pengunjung. Sebagian naik mobil dan ada rombongan berjalan kaki. Deretan toko kelontong di kaki bukit, sediakan bekal makanan dan minuman bagi pengunjung.
Malam jelang fajar itu, sepenggal rembulan berbalut awan tipis masih memancarkan cahaya. Puncak Jabal Nur tampak samar menjulang. Batu cadas nan terjal jadi hiasan. Cahaya lampu kota merona memancar menambah jelas raut Jabal Nur.
Langkah demi langkah peziarah, termasuk kami, menapak anak tangga batuan. Terdengar lembut alunan tauhid diantara sebagian mereka. Napas terengah menjadi irama dalam istirahat. Fokus pada langkah, kehati-hatian ditengah minimnya cahaya.
(7 Hal ini Bisa Ditemui Saat Mendaki ke Gua Hira)
Mencapai puncak Jabal Nur bisa ditempuh 30 menit dalam kondisi normal. Sementara untuk lansia disarankan perbanyak istirahat. Sudut curam setiap tanjakan akan menguras tenaga dan perpendek napas. Perbekal air minum dan makanan ringan, cukup membantu.
Beberapa ruas jalur jelang puncak, dilengkapi fasilitas pegangan tangan. Kekhawatiran longsor bongkahan batu, menghantui hatiku. Beberapa bagian terlihat tidak kokoh menopang bongkahan batu di atasnya.
Saat di puncak, kita bisa lihat kota Mekah hampir utuh. Masjidil Haram beserta Tower Zamzam jadi hiasan dominan di tengah kota. Sisi timur nampak bukit tak berpenghuni. Sementara sisi barat dataran luas penuh bangunan penduduk. Dari puncak ini, kita bisa melihat Gua Hira dengan jelas di bawah.
(Begini Keindahan Puncak Jabal Nur Saat Fajar)
Perjalanan menuju Gua Hira tidak cukup capai puncak Jabal Nur. Meski sudah nampak, dari situ masih perlu turun beberapa puluh meter. Jalan yang dilewati pun semakin sempit. Bisa jadi medan yang dilalui Rasulullah saat itu jauh lebih berat, belum seperti saat ini.
Sungguh kegundahan besar dialami Muhammad saat itu. Sehingga beliau menyendiri ke tempat jauh dari keramaian penduduk Mekah yang kala itu belum mengenal Islam. Modal keimanan yang beliau miliki saat itu, mencoba mencari jawaban.
Dalam kesendirian itulah, Muhammad didatangi malaikat Jibril membawakan wahyu dari Allah SWT. Wahyu pertama yang diturunkan sebagaimana tertulis dalam Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5, yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia seperti ini,
1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang telah menciptakan
2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhan mu Maha Pemurah
4. Yang mengajar manusia dengan perantara kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Inilah titik awal agama Islam diturunkan untuk manusia. Allah dengan segala sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang menurunkan Islam sebagai pedoman sekaligus pegangan dalam hidup. Kitab Al Quran, surat demi surat diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk di ajarkan kepada umatnya. Hingga akhir hayatnya pada usia 63 tahun, wahyu telah lengkap diturunkan dan Allah meridhai Islam sebagai agama bagi umat manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI