Mohon tunggu...
Rosiana
Rosiana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

A reluctant learner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Suka Duka Menjadi "Buruh Kimia"

22 Februari 2019   13:42 Diperbarui: 24 Februari 2019   15:38 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini adalah pose fake smile ketika saya jadi 'buruh kimia'

"Bu, kenapa kenapa unsur Fe2+ dan Fe3+ bisa berbeda warna padahal sama-sama Fe?" tanyaku serius.

"Yah itu sih sudah dari sananya..." jawab Bu guru sekenanya.

Yah selalu begitu, selalu dari sananya dari sananya dan dari sananya. Membosankan memang. Tapi ya sudahlah. Bagaimana pun aku tetap bertahan. Bertahan belajar di sekolah menengah kejuruan analis kimia selama empat tahun lamanya!

Ada banyak lika-liku yang harus ku lalui, tapi sepertinya itu akan saya ceritakan di lain kisah. Bukan di sini, karena yang akan saya ceritakan di sini adalah suka-duka pasca lulus dari SMK Analis Kimia. Ya, lebih tepatnya suka duka menjadi "buruh kimia".

Biasanya nih di SMK itu ada yang namanya PKL (Prakik Kerja Lapangan). Ya kalau anak kuliahan mah bahasa kerennya internship.

Saya ingat betul waktu PKL itu seharusnya 4-5 bulan. Tapi berhubung PKL di sebuah perusahaan swasta yang memang membutuhkan tenaga kerja, jadi saya hanya PKL selama dua bulan saja.

Sisanya saya direkrut sebagai pegawai di perusahaan tersebut. Dan saat itu statusnya saya belum lulus dari SMK Analis Kimia. Saya masih menjadi siswa, Tapi sudah diterima kerja.

Prestasi bukan? Awalnya ku pikir sih begitu. Tapi lama-kelamaan di lubuk hati saya yang paling dalam ada yang berbisik, "Dih prestasi dari mananya? Kerja jadi buruh gini masa prestasi? Kerja buat bikin pemilik perusahaan makin tajir itu prestasi?"

Ya entah kenapa di saat-saat menjalani masa awal bekerja tiba-tiba terlintas pikiran seperti itu di benak saya.

Oh ya sedikit cerita saja, saya waktu itu direkrut sebagai Analyst for Assistant Engineer. Jadi si perusahaan ini bergerak dibidang supply injeksi bahan kimia untuk Boiler Water, Cooling Tower Water, Chiller Water.

Biasanya industri besar seperti industri tekstil membutuhkan mesin uap (boiler) untuk menggerakkan mesin-mesin produksi. Air yang digunakan untuk menghasilkan uap itu adalah raw water yang di dalamnya mengandung ion Ca2+ dan masih banyak lagi. Nah, di sini masalahnya. Kandungan ion Ca2+ ini jika dipanaskan akan bereaksi dengan karbon diokasida. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun