Mohon tunggu...
Rosi Adha
Rosi Adha Mohon Tunggu... -

Seorang copywriter, bekerja di Slipi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Trikotilomania: Kenali Gejalanya dan Jangan Anggap Enteng!

18 Oktober 2010   03:15 Diperbarui: 4 April 2017   17:22 17522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kelainan ini diderita oleh banyak orang dalam rasio umur yang sangat bervariasi, tetapi namanya justru tidak terlalu dikenal. Saat ini, 0,6 persen dari warga Amerika Serikat didiagnosis mengidapnya. Yang mengerikan, hanya sekitar 10% dari jumlah pengidap adalah laki-laki, sisanya, sebanyak 90% dari mereka adalah perempuan. Dengan jumlah ini, di Amerika Serikat sendiri dipastikan ada sekitar 2,5 juta orang yang menjadi penderitanya: ya, inilah trikotilomania.

Trikotilomania yang biasa disebut trikotilosis atau TTM didefiniskan sebagai penyakit psikologis saat penderita memiliki keinginan tidak tertahankan untuk menarik rambut dari bagian-bagian tubuh mereka sendiri. Tidak terbatas pada rambut kepala, penderita trikotilomania acap kali merasakan kepuasan dan penurunan tingkat ketegangan setelah mencabuti rambut di bagian-bagian tertentu tubuh mereka. Terdengar mengerikan, bukan?

Hingga saat ini, pengklasifikasian trikotilomania dalam kelas gangguan perilaku masih diperdebatkan. Ada ahli yang mengklasifikasikan penyakit ini sebagai kelainan perilaku juga kebiasaan dan mengelompokkannya dalam kelas yang sama dengan kleptomania, kebiasaan berjudi, dan pyromania (kelainan psikologis yang ditandai dengan gejala penderita seringkali menyulut api untuk meredakan ketegangan). Akan tetapi, ada ahli yang mengelompokkan dorongan terus-menerus penderita trikotilomania yang mencabuti rambutnya untuk mendapatkan kenikmatan sebagai kelainan adiksi (kecanduan) dan penyakit OCD (Obsessive Compulsive Disorder).

Gejala Trikotilomania

Orang dengan trikotilomania biasanya senang menarik-narik rambutnya, tetapi tidak menggunakan jari melainkan alat seperti pinset, kuas dan sisir. Perilaku mereka ini menyebabkan kebotakan di kepala atau area lain dari tubuhnya. Alis atau bulu mata mereka juga terlihat jarang atau tidak ada sama sekali. Selain itu, pada kasus tertentu ada yang menjadi senang memainkan rambut dan mengunyah rambut sambil menggosok-gosokkan rambut ke bibir atau wajahnya.

Pada rambut penderita trikotilomania, kita bisa menemukan helai-helai rambut lama yang rusak dengan ujung tumpul dan pertumbuhan-pertumbuhan rambut baru dengan ujung runcing. Helai-helai rambut terlihat patah atau sangat tidak rata (biasanya di poros kepala). Individu dengan trikotilomania juga biasanya merasa kelainan mereka ini memalukan sehingga sangat privat dan cenderung menutup-nutupi hal ini. Inilah yang menyebabkan orang-orang dengan trikotilomania menggunakan topi, bulu mata palsu, pensil alis, juga rambut palsu untuk mengurangi perhatian pada bagian tubuh mereka yang mengalami kebotakan.

Upaya untuk Rileks

Ada penderita trikotilomania yang melakukan kegiatan mencabut rambut saat mereka akan tidur dan berupaya untuk rileks. Oleh karena itu, trikotilomania memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan pemicu stress dan depresi. Dalam beberapa penelitian, ditemukan perilaku mencabuti rambut berhenti saat seseorang meninggalkan lingkungan dengan tingkat stress yang tinggi. Sebaliknya, saat kembali ke lingkungan dengan stresor tinggi itu, penderita kembali menarik rambut mereka.

Para psikolog yang meneliti trikotilomania sendiri percaya, kecenderungan trikotilomania sudah ada sejak seseorang masih berusia sangat muda. Akan tetapi kelainan ini akan memuncak di usia 9 hingga 13 tahun saat penderita mengalami pubertas dan merasakan berbagai tekanan dalam kehidupan sosialnya. Secara keseluruhan, dalam diri setiap orang terdapat kemungkinan untuk menjadi penderita trikotilomania. Akan tetapi pada wanita kecenderungan ini lebih besar yaitu 3,4% sedangkan pada laki-laki 1,5%.

Banyak penderita kelainan perilaku OCD yang juga menjadi pengidap trikotilomania. Namun, secara terpisah kedua jenis penyakit ini dapat dibedakan melalui gejala yang bisa diperjelas dari berbagai faktor, misalnya usia pucak saat kedua kelainan ini memburuk (pada OCD sekitar usia 17-23 tahun), gejala yang ditampakkan, perbedaan gender, perubahan perilaku alami penderita, serta profil kognitif yang bisa diketahui melalui berbagai tes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun