Berbagi Cuplikan Pengalaman HidupÂ
Kalau untuk ikut beramal dengan menyumbang sejumlah uang melalui sebuah yayasan atau Dompet Amal, mungkin lebih mudah bagi kita untuk mendapatkan informasi , apakah benar untuk amal? Tetapi untuk beramal secara face to face, tentu saja tidak perlu kita berpikir sejauh itu.
Memberi pertolongan dengan membagikan nasi bungkus pada orang orang yang kurang beruntung dan disable tentu saja bermanfaat untuk meringankan beban hidup orang lain Sebungkus nasi ramas yang bagi kita mungkin tidak berarti,bagi orang yang membutuhkan akan sangat membantu . Kami sudah pernah merasakan hidup melarat .
.Karena mereka tidak dapat bekerja untuk mencari nafkah .Kita memberi dengan ikhas bagi mereka , tanpa berharap imbalan dalam bentuk apapun.
Salah satu contoh kehidupanÂ
Sebagai salah satu contoh nyata adalah pengalaman suami yang sering kali dibohongi orang yang ditolong.
Cuplikan Pengalaman HidupÂ
Amir(bukan nama sebenarnya) teman dengan suami .Suatu hari Amir datang ke rumah dengan wajah murung
Ditanya suami kenapa wajah nya murung? Menurut Amir neneknya di kampung dipanggil Tuhan.Dia ingin pulang tidak punya biaya sama sekali. Suami memberikan sejumlah uang untuk biaya Amir sekeluarga pulang kampung.Â
Ternyata menurut temannya Amir, tidak benar nenek Amir meninggal Sudah lama  sekali neneknya dipanggil Tuhan. Ternyata Amir berbohong karena ingin mendapatkan uang dari suami.
Lain lagi dengan Umar(bukan nama sebenarnya) dia juga salah seorang teman  suami. Suatu hari Umar datang dengan sepeda ke rumah dan dia mau menitipkan sepedanya dengan meminjam uang untuk biaya uang sekolah anaknya karena sudah beberapa bulan tidak dibayar.
Bila tidak dibayar besok anaknya akan dikeluarkan dari sekolah. Mendengar ini suami jadi kasihan dan memberi sejumlah uang yang diminta untuk uang sekolah anaknya dan suami tidak menerima titipan sepeda tersebut sebagai jaminan Ternyata Umar tidak untuk membayar uang sekolah melainkan pergi berjudi.
Karim (bukan nama sebenarnya) seorang sopir . Suatu hari mampir di kantor kami dengan wajah pucat. Ketika ditanya suami, Karim mengatakan isterinya mau melahirkan dan harus dioperasi.Â
Karena dia tidak punya dana untuk itu dia datang untuk meminjam pada suami. Suami memberi uang untuk operasi tanpa meminta jaminan karena suami bersedia membantu Karim. Ternyata isteri Karim baik baik saja tidak hamil sama sekali.
Masih banyak lagi kejadian yang membohong suami ,menurut suami biarkan saja Yang pentihg,kita memberi dengan ikhlas . Orang mau berbohong itu urusanya dengan Tuhan. Suami termasuk tipe orang yang tidak tegaan dan cepat jatuh kasihanÂ
Walaupun sudah tahu bahwa orang yang dibantu ternyata membohongi dirinya tetapi suami tidak pernah kapok untuk membantu orang.Â
Prinsip hidup nya:' Kalau kita bisa membantu orang yang sedang membutuhkan, mengapa tidak?Bahwa ada yang tega membohongi, biarlah menjadi urusan pribadi masing masing. "
Kesimpulan:
Memberi bantuan pada teman dan orang lain yang membutuhkan tentu saja merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi kita. Seperti kata peribahasa:" Berbahagialah orang yang memberi daripada orang yang menerima."
Kalau kita memberikan sesuatu pada seseorang, tapi Kemudian terpikir"Jangan jangan saya dibohongi ",maka pemberiaan kita menjadi tidak berharga. Karena prinsip:" Giving is giving " tidak terpenuhi
Karena itu prinsip:' Memberi adalah memberi " sudah mendarah daging bagi kami berdua.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
2 Mei  2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H