Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Janganlah Ambil Alih Peran Orang Lain

16 Februari 2024   03:42 Diperbarui: 16 Februari 2024   05:02 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Menpan Taufik Effendi (pada waktu itu)/dokumentasi pribadi 

Demi Merawat Hubungan Persahabatan dan Kekeluargaan

Ibarat orang sedang bermain sandiwara, masing masing memiliki perannya. Begitu juga dalam kehidupan nyata.
Saat orang lain sedang menjalankan perannya, jangan pernah kita ambil alih . Walaupun mungkin saja kita lebih berpengalaman.

Bila kita mengambil alih peran orang lain sewaktu dia menjalankan perannya berarti kita tidak menghargainya. Kita sudah meremehkannya.. Kita bertindak gegabah tidak menghargai profesinya. Yang mana akan membuat kita tidak dinilai sebagai orang yang bijak tetapi adalah pembuat onar dalam kehidupannya.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Alangkah eloknya bila kita mau humble dengan mendengarkan saja apa yang sedang di ceritakannya

Dengan demikian kita sudah menjaga harga diri orang lain, demi  hubungan persahabatan dan kekeluargaan 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Hal ini termasuk dalam keluarga dimana anak anak kita mendidik putra putri mereka .Sebaiknya kita tidak ikut campur.

Seandainya ada yang perlu disampaikan,tunggu hingga tinggal berdua dengan anak kita. Karena walaupun namanya anak kandung sendiri tapi kalau perannya sebagai orang tua diambil alih pasti hatinya akan terluka. Luka phisik dapat sembuh dalam waktu beberapa hari, tetapi hati yang terluka butuh waktu lama untuk bisa sembuh.

 Demikian juga pada pasangan hidup kita .Bila pasangan memberi pendapat sebaiknya kita mendengarkan jangan membantah . Karena dengan demikian kita melecehkan pasangan kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun