Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Memberi ASI Mempertautkan Hubungan Bathin Bayi dan Ibu

14 Agustus 2023   04:39 Diperbarui: 14 Agustus 2023   06:33 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi genbest.id.

Sebuah Kebahagiaan Bagi Seorang Wanita 

Adalah suatu kebahagiaan tak terhingga bagi seorang wanita , sarat dapat menyusui buah hatinya. Karena ada banyak wanita yang ingin punya bayi tapi belum kesampaian . Bahkan tidak sedikit yang berobat sampai keluar negeri menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta rupiah .

Tetapi ada juga wanita yang enggan memberi Asi pada bayinya dengan alasan mengurangi kecantikan sang ibu .Atau akan menghambat karir. Tentu saja hal tersebut merupakan privaci setiap orang bebas memilih jalan hidup masing masing. 

Sesungguhnya setiap wanita yang sudah melahirkan dapat merasakan bahwa dengan memberi Asi pada bayi ,terasa kehangatan kasih sayang dengan bayinya. Bukan hanya semata mata dari sisi kesehatan bayi, tetapi mencakup pembentukan kepribadian bayi sejak awal. Salah satunya adalah menciptakan hubungan batin si bayi dengan wanita yang sudah mengandung dan melahirkannya. Hal yang dapat dipahami oleh setiap wanita, tanpa perlu mendapatkan penyuluhan dari siapapun.

Pengalaman Pribadi 


Sewaktu saya melahirkan putra pertama kami saya tidak bisa memberi ASI, karena tidak ada asi yang keluar . Hal ini disebabkan kehidupan kami berdua yang morat marit. Sehingga jangankan vitamin,makan 3 kali sehari saja tidak cukup. Tubuh saya bobotnya hanya tersisa 40 kg. Saya diantarkan ke klinik bersalin dengan Bendi . Sama sekali tidak ada kelengkapan bayi, karena keuangan kami yang sedang parah.

ketika putra kami menyusui, namun tidak ada ASI yang keluar,saya menangis. Suami memandang dengan sedih dan bilang pada saya:' Sayang,ini kesalahan koko" dan tampak air mata mengenang. Saya semakin sedih  mengingat hal tersebut. Karena ternyata telah menyebabkan suami merasa bersalah, karena ekonomi keluarga kami yang morat marit.

Syukurlah ada seorang ibu tua yang sedang menjenguk putrinya dan menengok saya mengatakan :"Jangan kuatir anak  bila air susu tidak keluar minumlah air tapai Peranci yang dijus semok setiap pagi hari."( Tapai dari ubi tapioka)

Suamipun pulang dan membeli tapai serta dijus dan diberikan ke saya untuk diminum Keesokan harinya ketika saya mau menyusui putra kami saya terkejut karena ASI saya banyak sekali. Tentu saja merupakan sebuah kebahagiaan tak terhingga bagi kami berdua.

Selanjutnya saya minum air jus tapi tiap 2 kali seminggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun