Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ujian Kesetiaan bagi Seorang Istri

15 Juli 2022   05:00 Diperbarui: 15 Juli 2022   06:43 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 50 tahun pernikahan kami | dok pribadi

Ada dua jenis 

Seperti kata peribahasa: "Life is a problem, no problem means life is ended". Hidup ini ada banyak masalah, tidak selalu mulus saja. Ketika masalah timbul di situlah kesetiaan sang isteri diuji. 

Misalnya masalah penghasilan suami tidak mencukupi untuk hidup apakah sang isteri masih bisa bertahan dengan ikut membantu suami untuk mencari nafkah. Bila pernikahan bukan berdasarkan saling mencintai,maka  rumah tangga bisa berakhir hingga disini  Apalagi saat masih muda dan cantik. Godaan mulai berdatangan. 

Ada saja pria berduit datang dan bilang: "Aduh, cantik begini masa iya kerja kayak kuli? Seharusnya tugas suami yang mencari nafkah, bukan isteri yang disuruh kerja dan bla bla seterusnya. 

Memberikan gambaran bahwa seorang wanita cantik seharusnya menjadi isteri orang berduit. Kalau tidak sungguh sungguh mencintai, maka kondisi semacam ini dapat menjadi alasan bagi seorang isteri untuk berpisah dengan suaminya.

Di sinilah kesetiaan sang isteri diuji. Hal ini tidak menjadi masalah bila hanya terjadi selama satu dua bulan. Tetapi hal ini berlaku selama bertahun tahun, seperti yang pernah kami alami. 

Hidup dalam keterpurukan bukanlah suatu hal  yang mudah. Dibutuhkan ketabahan menghadapi berbagai masalah hidup. Suami tidak pernah meminta saya untuk ikut bekerja. Semuanya saya lakukan dengan setulus hati. 

Bangun subuh setiap hari untuk membantu suami, agar bisa mencukupi kebutuhan hidup kami. Hal mana terjadi ketika saya masih muda sekali yakni 23 tahun.  Banyak yang mengatakan kenapa masih bertahan dengan hidup yang demikian. Setiap kali ada acara pesta keluarga atau teman teman yang menikahkan anak mereka ,kami tidak diundang. 

Mungkin mereka menilai kami tidak sanggup memberi kado pada acara tersebut. Kehadiran kami dianggap tidak ada. Sungguh terasa sangat menyakitkan. Mau bertemu sanak keluarga dikira mau minjam uang. Apalagi suami batuk batuk mengeluarkan darah akibat kerja keras tanpa istirahat. 

Putra kami yang pucat dan kurus serta sering kejang kejang. Hari hari kami lalui dengan genangan air mata. Kami hanya meratap dihadapkan Tuhan  Dan kekuatan doa menyebabkan kami kuat menghadapi semuanya. Saat hidup terpuruk, teman dan sanak famili menjauh. Hati kami sungguh sangat terluka...

Hidup mulai membaik

Badai pasti berlalu..Sehabis gelap terbitlah terang. Begitulah yang terjadi pada diri kami. Doa kami selama tujuh tahun dikabulkan Tuhan. Nasib kami berubah. Suami bukan lagi kuli, tapi pengusaha. 

Ketika suami sudah mulai memperoleh penghasilan yang memadai, saya dipercayakan untuk memegang keuangan. Baik itu keuangan perusahaan ataupun keuangan rumah tangga. Dan tidak pernah meminta saya untuk memberikan laporan keuangan.

Yang mana bisa saja saya pakai seenaknya. Tapi saya selalu bertindak jujur pada diri sendiri, sehingga tidak menggunakan kesempatan untuk itu. Karena suami sibuk tidak pernah menanyakan mengenai keuangan pada saya. Saya sendiri yang menjaga kelancaran uang perusahaan dan melaporkan tanpa diminta.

Suami bilang Saya lulus ujian 

Suami  bilang, saya lulus dalam ujian kesetiaan. Satu kalimat yang disampaikan dengan sepenuh hati, sambil memeluk saya dengan kehangatan cintanya. Dan  saya  bilang kepada suami: "Satu satunya laki laki yang saya cintai dalam hidup saya adalah dirinya".

Saya selalu mendahulukan kepentingan suami dan anak anak dari kepentingan diri sendiri. Begitu juga dengan suami. Kami berdua seakan berlomba menunjukkan cinta siapa yang lebih besar diantara kami. Kalau dulu kami hidup dalam genangan air mata kesedihan, kini air mata kebahagiaan. Tuhan sungguh Maha Besar.

Kesimpulan:

Sewaktu menikah kita mengucapkan janji pernikahan yang berbunyi: "Saya akan selalu setia baik dalam suka maupun duka". Saya bersyukur kepada Tuhan, telah mampu melalui semuanya, dengan selamat. Kisah hidup yang dituliskan di sini bukan cuplikan dari film Drakor, tapi kisah sejati perjalanan hidup pribadi. 

15 Juli 2922.

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun