Karena sudah kami anggap keluarga.
Dulu di tahun 1980 an ketika putra pertama kami lulus ujian di SMP Frater di kota Padang dan rencana mau melanjutkan  ke SMA don Bosco salah  seorang sahabat baiknya  nama Wandi (bukan nama sebenarnya) yang berasal dari Riau. Beserta kakaknya sedang mencari tempat tinggal di Padang tapi kontrak rumah tidak terjangkau oleh mereka. Ada empat kakak adik bersama ibu mereka Karena ayahnya sudah lama meninggal.
Putra kami bertanya apakah boleh mengajak Wandi untuk tinggal di Paviliun kami untuk ditempati mereka karena Paviliun kami kosong? Mengingat bahwa Wandi adalah sahabat baik putra kami, maka langsung kami setijui.  Mereka hanya membayar air dan listrik yang mereka pakai. Hal ini kami lakukan karena Wandi sudah kami anggap sebagai bagian dari keluarga kami walaupun sama sekali tidak ada hubungan kekeluargaan  .
Mereka empat beradik kemudian tinggal di paviliun kami. Selama beberapa tahun sampai kemudian mereka pindah dengan membeli rumah didekat tempat kami tinggal.
Pernah Kejadian
Karena hubungan kami sudah bagaikan satu keluarga sehingga mereka juga tidak segan membantu kami membersihkan pekarangan rumah yang memang khusus dibeli seluas 350 meter persegi untuk dijadikan taman bunga dan kebun buahan. Â
Suatu waktu ketika ikut membantu membersihkan halaman rumah kamitangan Edi (bukan nama sebenarnya kakak Wandi) terluka tangannya. Karena agak besar lukanya maka oleh suami dia dibawa kerumah sakit.Â
Dengan membonceng Edi suami langsung menuju rumah sakit, tapi di tengah jalan edi pingsan. Syukur ada angkot yang  mau  membawa Edi kerumah sakit. Menurut dokter tidak terlalu besar luka Edi hanya saking takutnya maka Edi pingsan. Suami sangat kuatir dan menunggu hingga selesai perawatan dan Edi dibawa pulang ke rumah.Â
Semenjak itu hubungan kami semakin erat. Setiap Hari Raya Idul Fitri kami ikut kebagian kue kue khas lebaran. Walaupun kami tidak merayakan Idul Fitri tapi ikut merasakan kegembiraan bersama Edi sekeluarga.
Kesimpulan: