Alaska
Setelah menempuh perjalanan lewat laut sambil menikmati indahnya alam, akhirnya Cruise merapat di dermaga pelabuhan Ketchikan di Alaska.Â
Hujan gerimis menyambut kedatangan kami. Tapi dengan suasana hati yang ceria, gerimis sama sekali tidak menjadi masalah bagi kami.Â
Kami turun dari kapal dan ikut rombongan tur menuju perkampungan Indian di Alaska yang terkenal dengan Totemnya. Inilah pertama kalinya kami berdua menjelajahi impian kami yang menjadi kenyataan.
Totem berupa Elang merupakan primadona dan Elang Dijadikan flsafah hidup oleh orang Indian karena Elang memiliki sifat kesatria.Â
Berani melawan badai dan setia pada pasangan hidupnya Elang tidak bersembunyi bila ada bahaya melainkan terbang mengelilingi sarangnya untuk melindungi anaknya.
Sesungguhnya suami tidak perlu obatnya tapi agar dapat kesempatan untuk berbicara, maka kami membeli 2 botol minyak tersebut Langkah ini tampak berhasil menyebabkan Mark bercerita panjang lebar pada kami.Â
Menurut Mark Totem totem tersebut dipahat anak cucunya yang akan mengingat mereka sampai ribuan tahun mendatang. Bagi mereka totem merupakan prasasti sejarah turun temurun dalam silsilah keluarga Totem ini akan menyimpan dan mengabadikan sejarah keluarga sejak nenek moyang mereka.
- membuat sarangnya ditempat tinggi
- walaupun resikonya ,dilanda badai
- memberi tanda setiap kali  akan menyerang
- tidak makan bangkai,seperti srigala
- memiliki pandangan yang tajam dan cerdas
- tidak pernah tunduk kepada hewan lainnya
- berani terbang melawan badai..
- selalu setia pada pasangannya
- siap  mempertaruhkan nyawanya demi  membela anak anaknya
Menolak DifotoÂ
Mark tidak bersedia difoto karena menurutnya setiap kali difoto umurnya akan berkurang persis seperti di kampung saya orangtua tidak mau difoto juga dengan alasan umurnya akan berkurang setiap difoto.
Semenjak masih sekolah dulu bila baca cerita Winetou kami terniat ingin ke Alaska Menyaksikan dari dekat suku Indian dalam cerita Winetou tersebut sekarang terwujudlah sudah.Â
Serasa seakan bermimpi saat kami menginjakkan kaki di perkampungan Indian, bahkan berbicara dengan orang Indian.
Selanjutnya kami memasuki museum untuk melihat lihat hasil peninggalan suku Indian dimasa lampau.
Karena suami mengoleksi pisau  kecil dari seluruh negeri yang kami kunjungi,maka saya juga membeli beberapa. Sayang ketika mau naik pesawat ternyata koper yang isinya pisau terbawa di hand bag Sehingga ketika discan semua pisau disita dan tak jadi terbawa pulang.Â
Suami sangat sedih karena pisau koleksi yang antiq tersebut disita. Syukurlah masih ada satu dua saja yang ada dikoper bagasi  seperti pada gambar.
Selama ini  Alaska hanya merupakan Sebuah Impian bagi kami berdua  Saat kenyataan kami bisa  hadir di Alaska,sungguh menghadirkan rasa syukur yang mendalam.
Apa yang selama ini hanya dapat kami saksikan  lewat  gambar di kalender atau di film, kini kami bersyukur sekali akan hal tersebut menjadi kenyataan Menyaksikan totem dari dekat bahkan menjelajahi perkampungan Indian.Â
Kisah perjalanan ini saya bagikan bukan untuk pamer pencapaian melainkan berharap akan dapat menjadi motivasi bagi orang banyak.Â
Bahwa penderitaan hidup serta kegagalan bukanlah berarti semuanya sudah berakhir. Bahwa tidak ada yang mustahil bila kita mau berusaha dan kerja keras untuk mengubah nasib kita.
Dan kami sudah membuktikannya Karena Tuhan tidak akan mengubah nasib kita bila kita sendiri tidak mau berusaha untuk mengubah nyaÂ
01 Pebuari 2021.
Salam saya,
Roselina