Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memberi Sebelum Diminta Jauh Lebih Baik

3 Februari 2020   04:03 Diperbarui: 3 Februari 2020   04:03 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.storypick.com

Mengapa  Begitu?

Memberi bukan semata semata berarti berbagi dalam hal materi. Memberi memiliki makna yang lebih luas,yakni dalam bentuk non materi. 

Dalam hal materi, misalnya kalau ada  tetangga yang anaknya minta buah Jambu yang lagi berbuah lebat di halaman rumah kita. tentu saja tidak ada salahnya bila kita memberikan. Tapi sesungguhnya, bila kita memang ingin berbagi kepada tetangga kita alangkah lebih baik, bila ketika pohon jambu kita lagi berbuah lebat, maka sebelum diminta,kita  bagikan kepada tetangga kiri kanan dan di depan rumah kita. Kegembiraan yang mereka rasakan akan jauh lebih besar ketimbang kita memberi jambu kepada mereka setelah diminta.

Hal inilah yang sejak dulu kami praktikan ketika masih tinggal di Wisma Indah I di kota Padang. Pohon buah Jambu  dan buah Nangka kami setiap tahun berbuah sangat lebat. Maka sebelum ada yang meminta, kami bagikan kepada para tetangga. Walaupun sesungguhnya mereka bisa beli, tapi pemberian yang tulus walaupun hanya dalam bentuk buah jambu dan buah Nangka, telah menjadi perekat hubungan persahabatan kami dengan para tetangga. 

Sebagai tanda terima kasih, setiap kali Hari Raya Idul Adha, bertubi tubi tetangga datang mengantarkan daging. Daging tersebut, saya masak jadi rendang dan kemudian saya bagi bagikan kepada tetangga. Hal yang tampak sangat sepele, tapi ternyata menjadi perekat hubungan persahabatan kami selama bertahun tahun hingga kami meninggalkan kota Padang. Bahkan ketika kami berangkat, para tetangga datang dan menyalami kami sambil menangis. Padahal sama sekali tidak ada hubungan kekeluargaan. Malahan kami beda suku dan beda agama. Karena kalau kita memberikan sesuatu dengan tulus nilainya sangat positif bila dibandingkan bila seseorang meminta pada kita baru kita berikan kepadanya.

Tidak Melulu Hanya Sebatas Tetangga

Bersosialisasi tentu saja tidak melulu semata dengan  para tetangga atau kerabat kita, tapi juga terhadap orang lain yang mungkin sama sekali belum dikenal. Misalnya, seorang wanita tua mendorong gerobak dengan susah payah. Walaupun  kita tidak kenal wanita itu, tapi berusaha menolong dia untuk mendorong gerobaknya sampai keseberang jalan dengan selamat.

Atau menyaksikan seorang kakek yang sedang berusaha mengangkat kursi untuk digunakannya dan tanpa menunggu kakek tersebut minta tolong, kita bantu untuk mengangkatnya. 

Hal sangat sepele, tapi mampu memberikan kegembiraan besar kepada dirinya. Tentu ada begitu banyak contoh contoh hidup yang tidaklah mungkin dapat dituliskan semuanya di sini.

Diterapkan Dalam Keluarga Sendiri

Sebelum kita mulai membantu orang lain, tentu saja semuanya diawali dalam keluarga kita karena bila untuk menolong anggota keluarga sendiri saja, tidak mau, bagaimana mungkin diharapkan orang akan mau membantu orang lain yang tidak dikenal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun