Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suami Takut Istri, Bukanlah Suatu Kebanggaan

24 April 2017   06:04 Diperbarui: 24 April 2017   17:00 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suami Takut Isteri ,Bukanlah Suatu Kebanggaan

                                                                                                                                    Mervinbourne.com

Sering kita dengar ibu-ibu ngoceh dengan nada bangga,bahwa suaminya “tidak berani macam macam “ atau dalam kalimat lain ,suaminya takut padanya,Uang  belanja dipegang isteri dan segala kebutuhan disediakan sang isteri,sedangkan suami hanya tahu memakai saja tanpa pernah membeli sendiri kebutuhan dirinya .

Ada kalanya seorang suami tampak seolah olah, takut  pada isterinya,karena sang steri galak dan mau menang sendiri,.Padahal sesunguhnya,mungkin saja suami hanya menghindari keributan dalam rumah tangga mereka. Walaupun “hanya tampaknya takut' akan tetapi hal ini ,bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan oleh seorang istri.Karena sesungguhnya dalam sebuah keluarga,walaiupun mungkin saja penghasilan istri lebih besar dari suami,atau mungkin jabatan yang lebih  tinggi,tetap saja, suami adalah kepala keluarga.  Sebagai kepala keluarga takut terhadap isterinya..dapat dibayangkan bagaimana perasaan anak-anaknya kalau terjadi hal demikian? Karena bagaimanapun sang suami sebagai kepala rumah tangga seharusnya dihormati isterinya.

Tergantung sifat sang suami

Sering kita lihat sang suami seolah-olah takut isteri,karena segala sesuatu diatur sang isteri. Baju,dasi sepatu semua dibelikan isteri,kelhatannya suami tidak leluasa membeli  sendiri apa yang diinginkannya.Hal ini,akan semakin memperkuat dugaan orang yang melihat,bahwa memang benar benar suaminya takut istri

Apa benar demikian,marilah kita lihat .Seorang suami yang biasa suka betbelanja sendiri segala kebutuhannya ,memang akan merasa kurang leluasa bila keperluannya dibelikan sang Isteri.Tapi ada juga lelaki yang tidak begitu suka membeli sendiri segala keperluannya,dia akan senang bila semua dibelikan oleh sang isteri.Dia hanya memakai apa yang sudah disediakan sang isteri dan suami yang demikian tidaklah merasa diatur sang isteri melainkan memang demikianlah sifatnya.Jadi,ibarat membaca judul buku, belum tentu kita dapat menentukan isi buku yang sesungguhnya,karena kita hanya menilai dari apa yang tampak diluar saja.

Setiap Orang Memiliki Pandangan Hidup Tersendiri

Saya mengambil contoh akan apa yang terjadi dalam keluarga kami. Yang mungkin saja,bagi yang tidak mengenal kami dari dekat,hampir pasti akan mengira,bahwa suami takut pada saya atau saya yang terlalu galak.Padahal kedua perkiraan tersebut,sama sekali tidak tepat.

Semenjak menikah sampai hari ini saya selalu membelikan segala keperluan sang suami ,baik itu keperluan pakaian ataupun makanan tidak pernah suami membeli sendiri,karena memang begitulah keinginan suami saya,dia mau disediakan karena dengan demikian dia merasa diperhatikan .Jadi kalau sang suami dibelikan segala keperluannya bukan  berarti sang suami takut isteri,Hanya saja sebagian orang menyangka demikian .

Suami saya bila berpergian selalu mengajak saya,bila saya keberatan untuk ikut maka tak jadilah suami pergi.Hal ini bukan karena takut pada isteri melainkan suatu kebiasaan yang sudah demikian.Suami kalau kemana-mana selalu bersama saya,tidak pernah mau pergi sendiri.Padahal.saya tidak pernah sekali juga melarang.

Batal Kondangan

Bila ada undangan yang berbunyi untuk seorang saja,maka suami tidak mau pergi jadi batal ikut kondangan.Setiap kali mau berpergian selalu menajakan apakah bersedia ikut atau tidak,karena kalau tidak, berarti tidak jadi pergi.

Dulu pertama tama saya berkeluarga saya yang biasa pergi dengan adik adik kemana saja,Merasa canggung karena setelah nikah suami tidak mengizinkan saya pergi dengan adik-adik .karena saya harus mengajak suami bersama.

Tidak mudah memang ,dari orang yang biasa bebas,tiba tiba harus bisa menahan diri,Tapi ini adalah sebuah proses,yang harus dilalui oleh setiap pasangan suami istri,yakni memahami bahwa bilamana kita siap untuk menikah,berar tisiap untuk meninggalkan kebiasaan kebiasaan yang selama ini dilakukan.Perlu ada saling pengertian,saling menghargai,hingga masing masing mampu menerima kenyataan,bahwa kini bukan lagi satu,tapi sudah berdua. 

Kalau saya merasakan kebebasan saya jadi terbatas,bukan tidak mungkin,suami sebelum menikah juga kemana mana bisa pergi kapan saja,tanpa harus menunggu siapa siapa.Namun setelah menikah,menyadari,bahwa rumah tangga adalah nomor satu dalam urutan prioritas.

Pengalaman hidup ini saya bagikan,untuk dijadikan masukan,bahwa sesungguhnya, tidak ada suami yang takut istri,hanya merupakan upaya tenggang rasa,untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.

Semoga ada manfaatnya

Wollongong, 24 April 2017.

Salam saya,

Roselina.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun