Dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia, dosen memiliki peran yang sangat penting dan kompleks. Salah satu kerangka kerja yang digunakan untuk memahami dan melaksanakan tugas-tugas tersebut adalah Catur Dharma Dosen. Catur Dharma Dosen terdiri dari empat pilar utama, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Setiap pilar ini memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, namun saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas.Â
Pendidikan merupakan pilar pertama dalam Catur Dharma Dosen. Dalam konteks ini, dosen dituntut untuk tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan mahasiswa. Proses pendidikan yang efektif memerlukan lebih dari sekadar pengajaran di dalam kelas, dosen perlu menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan inklusif. Selanjutnya, penelitian menjadi pilar kedua yang tidak kalah penting. Dosen diharapkan untuk aktif dalam melakukan penelitian yang relevan dengan bidang keilmuanya. Penelitian tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan akademis, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat merupakan pilar ketiga dalam Catur Dharma Dosen. Dalam hal ini, dosen memiliki tanggung jawab untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pengabdian ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti penyuluhan, pelatihan, atau program-program sosial. Pilar terakhir dari Catur Dharma Dosen adalah Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang melekat kuat dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Catur dharma merupakan konsep penting dalam kehidupan berorganisasi, khususnya dalam konteks pengabdian kepada masyarakat. Setiap tahun, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan berupa bimbingan teknis (bimtek) penyusunan modul ajar  era kurikulum merdeka di SMA Muhammadiyah Boleng. Kegiatan ini tidak hanya sekadar rutinitas tahunan, tetapi juga merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan sekolah.
Pelatihan ini melibatkan berbagai pihak yaitu guru dan kepala sekolah. Dalam pelaksanaan bimtek, peserta diajak untuk memahami konsep dasar dari kurikulum merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang lebih fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan siswa. Konsep ini mengharuskan pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun modul ajar yang dapat menarik minat siswa dan relevan dengan perkembangan zaman. Misalnya, dalam penyusunan modul ajar, pendidik diharapkan dapat mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai alat bantu pembelajaran yang efektif.
Salah satu contoh konkret dari implementasi bimtek ini adalah pengembangan modul ajar yang berbasis proyek (PjBL) dan berbasis masalah (PBL). Dalam pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan praktis yang berkaitan dengan materi pelajaran. Misalnya, dalam mata pelajaran biologi, siswa dapat melakukan proyek penelitian sederhana tentang ekosistem di lingkungan sekitar siswa. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga pengalaman langsung yang dapat memperkuat pemahaman mereka.
Selain itu, dalam pelatihan ini, peserta juga diajarkan untuk melakukan evaluasi terhadap modul ajar yang telah disusun. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa modul yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan siswa dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Melalui proses evaluasi, pendidik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dari modul ajar yang telah disusun, sehingga dapat melakukan perbaikan yang diperlukan. Misalnya, jika ditemukan bahwa siswa kesulitan memahami suatu konsep, pendidik dapat menyesuaikan metode penyampaian atau menambah contoh yang lebih relevan.
Kegiatan catur dharma ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peserta bimtek, tetapi juga bagi sekolah dan masyarakat luas. Dengan adanya modul ajar yang berkualitas, diharapkan proses pembelajaran di SMA Muhammadiyah Boleng dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Siswa yang mendapatkan pendidikan yang baik akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan, baik dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun dalam memasuki dunia kerja. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan di tingkat sekolah juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, karena pendidikan yang baik akan melahirkan generasi yang berkualitas.
Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan catur dharma ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kurikulum merdeka yang diterapkan di sekolah-sekolah merupakan bagian dari reformasi pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan bimtek penyusunan modul ajar ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga merupakan bagian dari kontribusi masyarakat dalam mendukung program pemerintah.
Dalam dunia pendidikan, pengembangan kompetensi pedagogi guru menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan kualitas pembelajaran di kelas. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi ini adalah melalui bimbingan teknis (bimtek) modul ajar. Bimtek modul ajar tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memperkenalkan metode pengajaran baru, tetapi juga sebagai platform untuk memperdalam pemahaman guru tentang teori dan praktik pedagogis yang efektif terkait dengan penyusunan modul ajar. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI