Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Writing, baking, traveling

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Merdeka dari Hutang

23 Agustus 2022   20:53 Diperbarui: 23 Agustus 2022   21:02 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Selama ini aku berpikir penyebabnya adalah kurangnya penghasilanku. Jadi aku berusaha untuk mencari penghasilan tambahan. Tapi saat ada penghasilan tambahan pun, tetap aja aku merasa kekurangan.

Aku punya seorang teman yang cukup dekat. Terkadang aku pinjam uang dari dia. Dia berpenampilan sederhana dan jarang belanja macam-macam. Kalau diajak jalan-jalan, dia sering menolak dengan alasan gak ada budget untuk itu. 

Bahkan dia pernah kehilangan hp, dan gak beli hp dulu sampai berapa bulan nunggu duit tabungannya terkumpul dulu untuk beli secara tunai. Dia punya prinsip gak mau pinjam-pinjam duit. Katanya, hal itu seperti mempermalukan Tuhan. Karena kalau kita minjam duit, seperti Tuhan gak sanggup aja memelihara hidup kita.

Waktu itu aku heran kenapa ada orang yang gak mau berhutang. Apa salahnya sih. Kenapa juga harus menyiksa diri menahan keinginan untuk beli sesuatu hanya karena tak mau berhutang. Kan bisa bayar besok-besok. Dan urusan besok kan dipikirin besok aja. Aku merasa hidup orang ini gak asik banget.

Tapi aku lihat dia menjalani hidupnya tampaknya happy aja, santuy dan tanpa beban. Gak kayak hidupku yang tiap hari seperti berkejar-kejaran dengan keinginan demi keinginan yang tak kunjung habis. Keinginan yang bergerak terus. Saat satu keinginan tercapai, muncul keinginan lain dan begitu terus.

Setelah banyak membaca tentang gaya hidup sederhana atau minimalist, aku menyadari, banyak kali aku membelanjakan duit untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting-penting amat.

Apalagi saat aku melakukan decluttering, yaitu memilah dan menyingkirkan barang-barang yang ada di rumah yang menumpuk tak pernah digunakan, aku sadar, itu dulu belinya pake duit. Dan bahkan ada yang belinya berhutang. Tapi malah gak berguna. Jadi aku makin sadar, aku telah ceroboh dalam menggunakan uangku.

Tidak peduli berapa besar penghasilan, jika pola hidup konsumtif begitu terus dibiarkan, maka akan terus menggerogoti keuangan.

Waktu itu aku juga sedang mempersiapkan pernikahan. Aku ingin saat aku menikah, aku sudah punya kondisi keuangan yang stabil dan tidak kacau lagi. Aku sering mendengar kalau penyebab banyak retaknya hubungan rumah tangga adalah masalah finansial. Aku harus bisa mengelola keuangan dengan benar untuk menghindari hal-hal itu.

Jadi aku memutuskan untuk membayar semua hutang-hutang itu dan berhenti membuat hutang baru. Mungkin kalau hutang yang bersifat produktif sih gak apa-apa kali ya karena masih akan menghasilkan. Yang aku maksud disini adalah hutang konsumtif.

Sejalan dengan itu aku juga mulai belajar mengelola keuangan dan membuat anggaran bulanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun