Mohon tunggu...
Rosalina Fitrida Pakpahan
Rosalina Fitrida Pakpahan Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Guru di daerh jakarta pusat, menyukai menulis terutama dalam bidang pendidikan. Guru SMA swasta di daerah Jakarta Pusat. Mulai mengajar sejak tahun 2006 hingga saat ini. Dunia pendidikan merupakan passion yang selalu diimpikan untuk menciptakan pribadi-pribadi yang tangguh dan berintegritas dengan rasa takut dan hormat akan Tuhan .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Model Conection, Challenge, Concept, Change, (4C) dalam Modul 1.4 Budaya Positif

25 Mei 2024   09:54 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang kolaborasi sumber gambar: Rosalina Fitrida Pakpahan

          Penulis calon guru penggerak angkatan 10 berasal dari SMAS Kristen Kanaan Jakarta  demikian refleksi penulis. Modul 1.4 Budaya Positif yang dipelajari mulai tanggal 14 Mei 2024 yang tersusun dari mulai dari diri dengan tujuan pertama mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di sekolah. Tujuan kedua mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara. Selanjutnya Eksplorasi konsep yang dipelajari mulai tanggal 8 Mei 2024 hingga 20 mei 2024 mengulas disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal, teori motifasi hukuman dan penghargaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, restitusi-lima posisi kontrol, terakhir restitusi-segitiga restitusi. Berikutnya 21 Mei 2024 ruang kolaborasi diskusi dimana ada 4 kasus permasalahan yang disajikan setiap kelompok memberikan respons tanggapan dari kasus yang disajikan berdasarkan disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal, teori motifasi hukuman dan penghargaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, restitusi-lima posisi kontrol, terakhir restitusi –segitiga restitusi. Selanjutnya 22 Mei 2024 presentasi hasil diskusi kelompok. 

          Ide, materi atau pendapat yang berbeda dari praktik yang penulis jalankan selama ini yaitu miskonsepsi seperti yang disampaikan oleh Dr. William Glasser tentang miskonsepsi tentang makna ‘kontrol’ seperti : Ilusi guru mengontrol murid, Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat, Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter, Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa. Hal miskonsepsi terjadi pada pengalaman penulis dan teori kontrol atau teori pilihan menurut Dr. William Glasser menyatakan bahwa penulis  tidak bisa mengontrol orang lain hanya diri sendiri yang dapat mengontrol. Hal ini memaknai kata disiplin yaitu belajar kontrol diri dengan menggali potensi sendiri agar tercapai tujuan yang mulia yaitu menjadi seseorang yang diinginkan berdasarkan nilai-nilai yang diyakini dan dihargai.

          Konsep-konsep utama yang penulis pelajari dan penting untuk dibawa menjadi calon guru penggerak angkatan 10 ini yaitu semua perilaku murid memiliki tujuan motifasi instrinsik atau ekstrinsik. Motifasi ekstrinsik akan menciptakan sikap berdasarkan agar terhindar dari hukuman/ketidaknyamanan, dan mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Sementara untuk sikap yang dilandaskan motifasi instrinsik menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang murid percaya. Murid yang memiliki motifasi instrinsik akan menjadi murid yang memiliki nilai dalam hidupnya dan bertanggung jawab akan apa yang murid lakukan. Selain itu penulis terbuka untuk bersikap menjadi posisi kontrol manager yang mendasarkan sikap dalam menghadapi sebuah kasus dengan konsep segituga restitusi yang mengawali dengan menstabilkan identitas dengan pertanyaan-pertanyaan mengapa murid melakukan sikap yang bertentangan nilai keyakinan sekolah atau keyakinan kelas yang murid telah ketahui. Selanjutnya dengan memvalidasi kebutuhan murid dimana penulis sebagai manager bertanya hal-hal apa saja yang mendasari murid melakukan hal-hal tersebut yang murid lakukan. Terakhir menanyakan keyakinan yang telah murid ketahui sehingga apa yang perlu diperbaiki dengan menyakan solusi akibat atau dampak yang murid lakukan dalam bersikap. Sebagai posisi kontrol manager penulis perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan dasar para murid sehingga penulis mampu  sebagai posisi kontrol manager untuk mengidentifikasi mengapa murid bertindak tidak sesuai keyakinan sekolah dan keyakinan kelas yang sudah murid ketahui dan sepakati bersama.

Presentasi Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi sumber gambar: Rosalina Fitrida Pakpahan
Presentasi Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi sumber gambar: Rosalina Fitrida Pakpahan

          Perubahan diri penulis stelah mendapatkan materi modul 1.4 tentang Budaya Positif. Penulis terbuka untuk kembali menerapkan posisi kontrol manager dengan bertanya dengan konsep segitiga restitusi yang sebelumnya penulis bertindak sebagai penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, atau pemantau. Setelah mempelajari lima kebutuhan dasar manusia dalam hal ini murid, maka penulis tidak mudah menjadi penghukum dan pembuat rasa bersalah. Sehingga pembelajaran dengan berpihak pada murid akan selalu diusahakan oleh penulis agar terwujud murid yang bahagia bersekolah sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional : Dalam rangka menciptakan lingkungan yang positif maka setiap warga sekolah dan pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan menerapkan nlai-nilai kebajikan yang telah disepakati bersama. Untuk dapat menerapkan tujuan mulia tersebut, maka seorang pemimpin pembelajaran perlu berjiwa kepemimpinan sehingga dapat mengembangkan sekolah dengan baik agar terwujud suatu budaya sekolah yang positif sesuai dengan standar kompetensi pengelolaan yang telah diterapkan. Tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar terbentuknya murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peludi, bertanggung jawab, dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun