Mohon tunggu...
rosa farras
rosa farras Mohon Tunggu... -

I am a mother of 9mo son..interested in writing,blogging,children education,cooking,reading

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Being a "Whole" Mother

21 Januari 2011   14:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:19 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi ibu, berarti menghadirkan secara utuh (jiwa dan raga) dihadapan anak. Farras adalah anak yang ingin tahu segalanya. ketika bertemu sesuatu yang baru, dia akan mengucapkan, 'hah..hah..' mungkin maksudnya, "apa itu?" senang sekali menjelaskan sesuatunya kepada Farras, tetapi terkadang saya banyak pekerjaan dan pikiran. ketika bekerja saya membiarkan Farras bermain sendiri, pada awalnya dia ngamuk, tapi lama-lama terbiasa. Namun dilubuk hati saya sering merasa bersalah tidak menemaninya bermain, akhirnya, terpaksa mengajaknya bermain dan mnunggu sampai dia tidur untuk melanjukan pekerjaan.  Karena keterpaksaan itulah mungkin farras dapat membaca pikiran saya, sikapnya cuek, tidak mau tertawa sekalipun saya pura-pura menunjukkan wajah yang lucu. Seperti bermain drama, berhadapan dengan anak seperti berhadapan dengan aktor kawakan yang pandai membaca gerak-gerik lawan mainnya, kita harus mempunyai watak childish dan menjiwai karakter tersebut. memasuki alam pikiran anak-anak tidak mudah, seandainya kita tidak terbiasa atau sabar mengahdapi anak-anak, dengan sukarela anak akan menjauh. Keputusan saya untuk full time mengasuh Farras menurut saya pilihan tepat. saya ingin melewatkan waktu mengenal dirinya lebih dalam. Awalnya, sulit bagi saya untuk mendongengkan cerita, bermain boneka tangan atau bermain 'suara' perut kesukaan Farras. Karena saya berniat mengenalnya, semuanya menjadi terbiasa. "berpetualang" di dunia bayi benar-benar mengasyikan.

Farras akan menangis kalau saya meninggalkannya tiba-tiba, saya harus mejelaskan terlebih dahulu "kepergian" saya, sekalipun saya pergi mencuci piring. Tadinya saya menganggap konyol hal ini, tetapi bayi mungkin senang dipercaya dan diajak berkomunikasi, selain itu kita lebih mudah membujuknya karena dalam dirinya juga telah timbul kepercayaaan terhadap kita.
saya menyadari bahwa anak bukanlah manusia kecil, tetapi manusia baru yang belum menunjukkan sifatnya yang utuh.

memiliki waktu luang mengenalnya akan memberikan saya pandangan hidup yang harus saya lalui bersama Farras. Saya kadang berpikir apakah cukup waktu saya untuk mengenalnya lebih dekat, karena terkadang saya sibuk sendiri. Mnejadi ibu yang utuh lahir batin tidak mudah, bahkan jika si ibu itu tidak bekerja diluar. Saya membayangkan betapa malangnya anak-anak yang jarang bertemu dengan ibunya, atau ibunya ada dihadapannya setiap waktu tetapi mengacuhkannya, tidak mengerti kebutuhan emosionalnya., tidak ingin mengenal anaknya lebih jauh. Tidak ada ibu yang sempurna, tetapi menjadikan hidup anak bahagia, cerdas, dan sehat adalah tugas seorang ibu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun