Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peristiwa Penting di Bulan Oktober

29 Oktober 2020   04:07 Diperbarui: 29 Oktober 2020   05:07 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : fimela.com

Bulan Oktober ternyata merupakan bulan yang istimewa untuk rakyat Indonesia. Mengapa demikian?, karena di bulan ini telah terjadi peristiwa tonggak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

92 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 telah terjadi peristiwa heroik berupa kesepakatan para pemuda dalam menentukan nasib masa depan  bangsanya. Kala itu, para pemuda bersepakat untuk menyatakan diri satu bangsa, satu bahasa, dan satu tumpah darah , yaitu INDONESIA. Tiga butir kesepakatan para pemuda tersebut, kemudian hari dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Setelah 17 tahun peristiwa sumpah pemuda berlalu, sampailah perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia pada saat yang berbahagia, mengantarkan rakyat Indonesia pada pintu gerbang kemerdekaan. Namun, saat-saat yang berbahagia tersebut, belum tuntas karena masih ada upaya penjajah untuk kembali menguasai Indonesia.

Di bulan Oktober 1945, terjadi upaya penjajah untuk kembali menguasai Indonesia. Sampai akhirnya pada tanggal 22 Oktober 1945, muncullah resolusi jihad K.H Hasyim Asy'ari untuk memfatwakan bahwa hukumnya wajib berjuang mengusir penjajah serta dihukumi sebagai jihad, dan jika mati maka mati sebagai syuhada.

Tanggal 22 Oktober kemudian hari ditetapkan sebagai hari Santri oleh Presiden Jokowi, dalam rangka mengenang peristiwa resolusi jihad dan semangat kepahlawanan para santri di Nusantara.

Kemudianpada tanggal 27 Oktober 2007, ada juga peristiwa penting yang terjadi. Pada saat itu ditetapkan sebagai hari blogger nasional. Para penulis blog yang disebut blogger, diakui eksistensinya oleh menteri Komunikasi dan Informasi kala itu, Muhammad Nuh.

Sebagai seorang blogger pemula, sesungguhnya saya baru tahu tanggal 27 Oktober adalah Hari Blogger Nasional, setelah mendapat kiriman pesan WAG dari salah seorang blogger senior sekaligus pendiri Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), yaitu H. Thamrin Dahlan, SKM,.M.Si.

Masih di bulan Oktober tahun ini, ternyata ada peristiwa luar biasa pula, tepatnya tanggal 29 Oktober yang berdasarkan kalender Hijriyah bertepatan dengan tanggal 12 Rabi'ul Awwal 1442 H. Setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal diperingati sebagai hari lahirnya (maulid) seorang manusia agung, yang segala ucapan, perbuatan, bahkan diamnya menjadi sebuah contoh dan suri teladan buat ummat manusia di dunia.  Beliaulah sang manusia pilihan, Baginda Nabi Besar Muhammad S.A.W.

Ternyata ada satu hal lagi yang istimewa di bulan Oktober, khususnya bagi penulis. Empat puluh tahun yang lalu, tepatnya 23 Oktober 1980 penulis dilahirkan di sebuah tempat di pinggiran ibu kota.

Melihat empat peristiwa besar sebelumnya di bulan Oktober yaitu: peristiwa Sumpah Pemuda, Resolusi Jihad (hari santri), Hari Blogger Nasional, dan Maulid Nabi (Rabi'ul Awwal) dihubungkan dengan kelahiran penulis, seolah ada satu pesan dan hikmah khusus bagi penulis.

Penulis memandang bahwa di usia 40 tahun saat ini, sudah waktunya penulis berjanji (bersumpah) untuk menjadi seorang penulis blog yang membawa misi perubahan bagi diri dan orang lain. Bukankah Nabi Muhammad S.A.W ketika berusia 40 tahun beliau diberikan tugas sebagai pengemban misi risalah?. Tentunya dasar dari perubahan tadi adalah bersandar pada nilai-nilai religiusitas serta kesungguhan dan kerendahan hati.

Pada tahun 2020 ini, rangkaian peristiwa peringatan sumpah pemuda yang beriringan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W menyebabkan pemerintah melalui keputusan bersama 3 menteri (Kemenag, Kemenakertrans, dan MenPAN RB) menjadikan cuti bersama sejak 28 -30 Oktober 2020.

Cuti bersama ini, dijadikan ajang liburan oleh masyarakat luas meskipun masih diliputi oleh pandemi covid-19. Oleh penulis, momentum inipun digunakan untuk pulang ke " kampung halaman". Penulis bersama seluruh anggota keluarga "pulang kampung" sesaat setelah penulis pulang kerja.

Penulis sengaja menggunakan tanda kutip pada kata pulang kampung. Mengapa?. Karena sejatinya penulis tidak punya kampung halaman. Saat ini penulis tinggal di Lenteng Agung Jakarta Selatan dan " kampung halamannya" Lubang Buaya Jakarta Timur. Kampung ( kelurahan) Lubang Buaya dalam buku-buku sejarah (dahulu pernah ada pelajaran PSPB) sering disebut namanya sebagai tempat pembantaian tujuh pahlawan revolusi pada peristiwa G30S/PKI.

Akhirnya penulis mengatakan bahwa bulan Oktober tahun ini menyimpan peristiwa luar biasa, yang dapat kita tarik hikmahnya. Di bulan ini dapat kita buat janji untuk kembali mengokohkan nilai-nilai kebangsaan, kebahasaan, patriotisme dan nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia. Kemudian itu semua dapat dikorelasikan dengan nilai-nilai rahmatan Lil 'alamin yang di bawa oleh Baginda Nabi Muhammad S.A.W.***

Artikel ini pernah tayang di blog penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun