Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reuni 212, Kenapa Takut?

29 November 2019   21:28 Diperbarui: 30 November 2019   12:37 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Desember.  Sebagian kita teringat dengan peristiwa yang terjadi tiga tahun yang lalu di awal bulan Desember, tepatnya 2 Desember 2016.

Peristiwa 2 Desember 2016 yang bertajuk "Aksi Bela Islam" tersebut berawal dari sebuah reaksi terhadap pidato kunjungan kerja Gubernur DKI Jakarta kala itu, Basuki Tjahaja Purnama yang terjadi pada 27 September 2016 di Kepulauan Seribu.

Kunjungan ini dilakukan untuk melakukan peninjauan serta pengarahan terkait program pemberdayaan budi daya ikan kerapu yang ia adakan.

Dalam pernyataannya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok  berusaha meyakinkan warga bahwa programnya akan terus berjalan meski ia tidak terpilih sebagai Gubernur pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan berlangsung pada Februari 2017. Video aktivitas Ahok ini pun diunggah melalui akun Youtube pemerintah Provinsi DKI Jakarta . 

Dalam kurun waktu selanjutnya, sekitar sembilan hari pasca pidato kunjungan kerja tersebut dilakukan, mulai tersebar potongan pidato Ahok yang dianggap menyinggung dan "menista" kitab suci Ummat Islam.

Peristiwa ini akhirnya memunculkan reaksi ummat Islam lintas ORMAS untuk mendesak pihak kepolisiaan agar segera mengusut masalah tersebut. Pada awalnya kasus ini berjalan lambat dan terkesan pihak kepolisian tidak serius dalam menanganinya, sehingga berdampak reaksi massa semakin besar.

Sampai pada puncaknya terjadilah Aksi Bela Islam III pada hari Jum'at 2 Desember 2016 di Monas. Aksi ini merupakan peristiwa fenomenal dan baru sekali terjadi dalam sejarah Indonesia.

Jutaan Massa yang datang dari segenap penjuru- bahkan dari luar Jawa- terkonsentrasi pada satu titik dalam suasana yang super damai. Suasana yang membawa kesejukan dan persaudaraan, tidak ada penjarahan, kerusakan, maupun kerusuhan.

Peristiwa yang terjadi pada 2 Desember 2016 ini, selanjutnya dikenal dengan aksi 212. Sebuah peristiwa yang sesungguhnya membawa nilai-nilai dan semangat taat hukum, semangat toleransi, semangat persatuan bangsa, semangat siap mati untuk bela bangsa dan negara, semangat iman dan pancasila.

Dengan didorongkan oleh semangat inilah maka dirasa perlu untuk merawat terus semangat 212 sehingga perlu diselenggarakan suatu kegiatan bertajuk Reuni 212. Kegiatan Reuni 212 ini paling tidak sudah berjalan dua kali yaitu di tahun 2017 dan 2018, dan kesemuaannya berjalan dengan damai, penuh persaudaraan dan toleransi.

Reuni 212 akan digelar kembali untuk yang ketiga kalinya pada senin 2 Desember 2019. Kegiatan kali ini akan diselenggarakan oleh Persaudaraan Alumni 212 dengan ketua panitianya Awit Mashuri. Reuni 212 yang ketiga ini bertajuk " Munajat dan Maulid Akbar  # Reuni Mujahid 212.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun