Penyebaran agama Kristen di Jawa Timur ditandai dengan munculnya komunitas Kristen di Ngoro sekitar tahun 1827.Desa Ngoro ini dibuka oleh Conrad Laurens Coolen, seorang indo,ayahnya berasal dari Rusia sedangkan ibunya darikalangan priyayi jawa Solo. Coolen hidupditengah kalangan priyayi sehingga kultur Jawa melekat pada dirinya. Ia menguasai gending, wayang dan tari-tarian jawa.
Selanjutnya coolen ketertarikannya dalam bidang agama, membuatnya untuk menyebarkan agama kristen (injil) di Ngoro. Latar belakang kebudayaan Jawa yang dimilikinya digunakan sebagai sarana untuk mengenalkan injil kepada penduduk setempat. Ia menggunakan media wayang yang ceritanya di ambil dari Kitab Suci. Hal ini bertujuaan agar penduduk setempat mampu menangkap pesan yang disanmpaikan oleh Coolen. Selain itu ia juga menggunakan tembang yang dinyanyikan saat Coolen menanam di Sawah.
Ajaran Coolen tersiar kemana-kemana, sehingga menarik banyak orang, salah satunya ialah Kasan. Ia lahir di Kedung TuriSurabaya pada tahun 1813, ialahketurunan Madura. Ia pedagang kapas namun, suka berjudi sehingga membuatnya bangkrut, dan rumah tangganya menjadi hancur. Kasan merasa kesepian dan merasa Tuhan takkan mengampuni dosanya. Mendengar ajaran Coolen tentang pengampunan dosa, membuatnya ingin berguru pada Coolen. Akhirnya pada tahun 1840 Ia memutuskan tinggal di Ngoro. Kasan merubah namanya menjadi Tosari; berasal dari kata tusara yang artinya embun. Dia merasa bagaikan menerima embun di padang gurun yang kering kerontang.“Setelah berguru pada Coolen, dia pun diberi tugas memimpin kumpulan-kumpulan pada hari Minggu dan Kamis malam.
Coolen tidak melakukan Baptisan, karena menurutnya Baptisan merupakan adat orang barat. Hal inilah yang membuat Tosari pergi ke Wiyung Surabaya untuk dibaptis oleh Johannes Emde. Tosari dibaptis oleh Johannes Emde pada tanggal 12 Sepetember 1844 dengan nama baptis “Paulus”.Johhannes Emde mengajarkan agar pengikutnya menjauhkan diri dari kebudayaan jawa dan memanjangkan rambut. Mereka disuruh memakai pakaian Eropa.
Ketika mendengarPaulus Tosari menerima baptisan , Coolen mengusir Paulus Tosari dari Ngoro.
Paulus Tosari bersama pengikutnya pindah ke Desa Mojowarno. Desa ini kemudian pusat penyebaran agama Kristen. Paulus Tosari kemudian diangkat menjadi Pemuka agama Kristen. Dia juga menulis tembang Kristen dengan judul Rasa Sedjati.
“Isinya ialah: “Rasa sajati pinangkanipun saking Gusti ; tanpa rasa sajati manungsa boten leres wonten ngarsanipun Pangeran. Suraosing gesang ingkang nunggil kaliyan suraosing Gusti punika kaurmatan lan pangabekti; saged langgeng wonteng ing pejah saha gesang, punapa malih begja utawi cilaka. Manungsa ingkang nampi dhawuhing Gusti punika ingkang kanggenan rasa sajati; gadhah kamukten salabetipun nandhang nistha, saha kabegjan salebetipun nandhang sangsara, tindaking gesangipun boten miturut raosing hawa napsu.”
Hal yang menarik, ketika Paulus Tosari berkhotbah tentang apa yang harus dilakukan selama masa penantian hingga Kristus datang lagi berdasarkan Matius 13 : 47-52 ia berkhotbah “Kristen bukan berarti pergi ke Gereja dan kumpulan (persekutuan khusus di malam hari), tetapi adalah pemeriksaan diri setiap hari dimana kita menjaga hubungan dengan Tuhan (Partonandi, 2001: 165).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI