Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saturday Morning #28 - "Gelombang Protes"

5 Desember 2020   09:00 Diperbarui: 5 Desember 2020   09:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2020 ini memang sungguh unik, sudahlah dibantai habis dengan pandemi, banyak rencana buyar, dan untuk di Indonesia sendiri banyak juga kejadian-kejadian yang sedikit mengoyak-ngoyak rasa kebangsaan kita. 

Menyisakan kurang lebih 4 minggu lagi kita akan menyongsong Tahun 2021, sudah barang tentu banyak sekali harapan yang diutarakan beberapa pihak dan tokoh mengenai tahun yang baru ini. Walaupun bisa kita katakan semuanya masih dalam taraf yang belum pasti dan barang tentu belum dapat dipastikan apakah akan lebih baik dibanding tahun 2020. Tapi, setidaknya lebih baik optimis ketimbang  pesimis. Wkwkwk

Kalau anda sendiri merasa, 2021 akan seperti apa? Apakah anda akan merasa lebih kebal karena vaksin? ataukah anda dan saya mesti berjibaku lagi dengan rutinitas-rutinitas di dalam rumah yang kadang kala kaku dan sangat sulit di mengerti. 

Meskipun demikian, kalau boleh sedikit menjadi mbah mijan dalam menerawang kebelakang di tahun 2020 ini, boleh jadi banyak diwarnai kejadian-kejadian yang menurut saya banyak berkaitan dengan "massa". Dimulai dari demo soal Rancangan Undang-Undang hingga kepulangan salah satu pemuka agama ke tanah air. Semuanya libatkan massa ya kan?

Jika berbicara pengerahan massa itu sendiri bisa bermakna dua hal konotasinya bisa positif atau negatif. Namun, ada juga pengerahan massa yang sering digambarkan sebagai bentuk solidaritas ataupun suatu bentuk protes. 

Ngomong-Ngomong soal protes, rasanya tahun 2020 ini juga banyak sekali pengerahan massa untuk protes yang diberikan ketimbang pengerahan massa karena solidaritas. Wajar sih, kan memang dijamin kebebasan berpendapat kita di muka umum oleh konstitusi kita. Meskipun begitu, protes tidak hanya dalam bentuk pengerahan massa saja. Karena banyak juga protes yang dilancarkan tanpa perlu pengerahan massa.

Contohnya adalah pagi ini, adalah beberapa  mahasiswa yang juga merupakan adik tingkat saya di SMA protes mengenai project yang  diberikan kepada kelompoknya. Terlalu berat katanya, banyak beban nya semester ini. Lalu meminta keringanan agar project dijadikan tertulis saja. Wkwkwk. 

Memang enak si kalau punya kakak tingkat dosen tapi kan tidak bisa seenaknya juga diganti. Saya mah tertawa saja mendengar celotehan itu. Mungkin suatu kebetulan juga, semester ini saya dipercayakan mengampu beberapa mata kuliah di semester akhir. Jadi mungkin bebannya mereka juga jadi dobel. 

Meskipun demikian, saya berusaha memahami mungkin memang intesitas mereka tinggi sehingga tuntutan deadline begitu banyak. Untuk semester ini memang ada beebrapa project yang dijalnkan salah satunya mata kuliah Business Law dan juga Pendidikan Pancasila. Nah sebagai contoh berikut adalah salah satu project milik mahasiswa saya. Idenya sederhana makan bersama di tengah keberagaman dan perbedaan yang ada, namun bisa dirangkai menjadi sebuah harmoni yang indah.


Bicara soal protes, makin kesini saya menyadari hidup manusia ini memanglah diibaratkan sebagai sebuah gelombang  protes. Ada kalanya gelombang itu pasang, namun tak jarang pula gelombang itu reda, tergantung situasi dan kondisi lebih tepatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun