Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perang Dagang di Mata Penduduk AS dan Cina

28 Mei 2019   04:15 Diperbarui: 28 Mei 2019   04:18 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"If China does not stop its illegal activities, including its theft of American trade secrets, I will use every lawful -- this is very easy. This is so easy. I love saying this," Trump berkampanye kepada pekerja pabrik daur ulang di Monessen, Pennsylvania pada tahun 2016. "I will use every lawful presidential power to remedy trade disputes."

Perang dagang mudah dimenangkan menurut Trump, namun yang terjadi satu tahun telah berlalu dan hampir seluruh produk impor eks China telah dikenakan tarif. Tetapi perang dagang belum dimenangkan oleh AS dan pemerintahan Trump, bahkan perjanjian dagang yang baru pun belum terwujud.

Baca: Perang Dagang Ala Donald Trump

Juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan "Jika AS ingin melanjutkan negosiasi perang dagang dengan tulus maka AS harus memperbaiki sikapnya. Baru negosiasi bisa berlanjut" CNBC memberitakan.

Terbaca bahwa China tidak suka ditodong dengan pistol pada saat melakukan negosiasi. Xi Jinping pada tahun lalu juga pernah mengeluarkan pernyataan yang sama.

Tensi perang dagang semakin meningkat setelah Huawei dimasukkan ke dalam daftar hitam perusahaan asing yang menyebabkan perusahaan AS dilarang untuk berhubungan bisnis dengan Huawei. Google dan Qualcom telah mengeluarkan pernyataan untuk segera menyetop dukungan kepada Huawei. Bukan hanya kedua perusahaan tersebut, ARM sebuah perusahaan perancang chip ponsel pintar juga akan segera mengakhiri hubungan bisnis dengan Huawei.

Baca: ARM penguasa pasar ponsel sesungguhnya

Harapan dunia akan berakhirnya perang dagang hanya pada pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping akhir Juni 2019 berbarengan dengan pertemuan tingkat tinggi G20.

Sebenarnya sekarang ini semakin jelas bahwa perang dagang AS dan China bukan hanya terkait dengan defisit perdagangan. Namun juga perebutan pengaruh sebagai negara besar di dunia.

Baca: Alasan Di Balik Naiknya Tarif Produk China oleh AS

Selain itu agresivitas China dalam mengembangkan teknologi maju juga membuat AS terlihat tertinggal dan mungkin merasa takut melihat masa depan. Masa depan di mana Asia akan menjadi pusat ekonomi dunia menggantikan Amerika serta Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun