Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Revolusi Industri 4.0 dan Pengembangan Angkatan Kerja

26 Maret 2019   05:30 Diperbarui: 26 Maret 2019   09:27 2550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat kecanggihan ini tentu perlu persiapan, bagaimana angkatan kerja Indonesia bisa menghadapi revolusi Industri 4.0. Persiapan yang berarti pengembangan angkatan kerja Indonesia.

Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja Indonesia

Dok Ronald Wan (data BPS)
Dok Ronald Wan (data BPS)
Grafik di atas memperlihatkan dari 131 juta angkatan kerja Indonesia. Sekitar 75 juta atau 57,46 persen angkatan kerja hanya memiliki pendidikan setingkat SMP paling tinggi.

Artinya masih banyak angkatan kerja kita yang akan bisa tergantikan oleh robot. Sedangkan mungkin mereka terpaksa bekerja dan tidak meneruskan sekolah agar bisa membantu kehidupan ekonomi keluarga.

Apakah karena memang yang dibutuhkan tenaga kerja yang terampil serta berpendidikan di era sekarang dan masa depan, 75 juta orang ini dilupakan? Tentu tidak!

Program Pemerintah

Pemerintah, setelah fokus ke infrastruktur selama kurang lebih 4 tahun. Mulai tahun 2019 akan menambah fokus untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) atau dengan kata lain pengembangan angkatan kerja Indonesia.

Perbaikan kurikulum SMK akan dilakukan agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri. Agar Industri semangat mendukung pendidikan vokasi maka sekarang ini sedang dipersiapkan insentif berupa pengurangan pajak dua kali untuk biaya yang dikeluarkan dalam membina pendidikan dan juga riset dan pengembangan.

Misalnya sebuah perusahaan mengeluarkan biaya seribu rupiah untuk pendidikan vokasi. Maka perusahaan bisa mencatatkan dua kali seribu atau dua ribu rupiah sebagai pemotong keuntungan sebelum pajak.

Selain itu pemerintah juga telah mendirikan sekitar 1000 balai latihan kerja dan merencanakan tambahan 3000 balai latihan kerja di tahun 2020.

Vokasi penting karena tidak semua orang berbakat untuk kuliah. Misalnya seseorang yang sangat suka bekerja dengan mesin, sedangkan dia tidak suka dengan pelajaran di sekolah. Mengapa tidak diberi pelatihan untuk menjadi mekanik sehingga bisa langsung bekerja. Orang seperti ini biasanya lebih suka bekerja dengan tangannya dibanding dengan pekerjaan yang lebih menggunakan pikiran.

Selain itu untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Program pendidikan vokasi bisa dirancang untuk mendidik tenaga kerja bidang pertanian. Sehingga terampil menggunakan cara yang lebih baik dalam mengolah tanah pertanian. Dengan harapan panen meningkat, kesejahteraan petani meningkat, dan ketahanan pangan Indonesia semakin baik.

Tetapi untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, tidak tertutup kemungkinan angkatan kerja yang hanya tamatan SMP dan SMA, diberikan pelatihan untuk membuat perangkat lunak atau coding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun