Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Vocal Science" Tidak Laku di Indonesia

31 Maret 2021   17:07 Diperbarui: 31 Maret 2021   17:25 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Organ-organ Vokal | quizlet.com

1. "Vokal kamu ga enak.." Ga enaknya dimana??

2. "Kamu terlalu memberi tekanan ke Larynx, awas bisa rusak lho suaramu.." Apa itu larynx??

Jauh akan lebih mudah membicarakan sesuatu yang kita pahami, bukan begitu?

Dalam dunia tarik suara di Indonesia, banyak terjadi percakapan yang sering membingungkan. Contohnya saja dalam praktek-praktek penjurian kontes bernyanyi, juri yang menilai belum tentu kompeten. Artinya, mereka sering bersalahan menjelaskan tentang analisa suatu vokal dan nyanyian. 

Orang-orang Indonesia (di dunia vokal) kebanyakan menjelaskan apa yang mereka dengar dari suatu nyanyian hanya berdasarkan persepsi mereka sendiri, tanpa dasar ilmiahnya. Sehingga mereka sering bersalahan berkomentar, apalagi menilai.

Tidak tergantung juri tersebut pandai bernyanyi atau tidak. Jika ia bersalahan menganalisa dan berkomentar, maka juri tersebut tidak kompeten untuk berperan sebagai penilai. Mengapa? Karena tanpa ilmu pengetahuan dan skill menganalisa yang cukup, maka penilaiannya diragukan.. kasihan pesertanya. Yang bagus dikalahkan, yang kurang bagus menang. Lalu apa kriteria juara kontes bernyanyi?

Memahami dunia Vokal itu tidak hanya wajib belajar Teori Musik (dasar). Tetapi juga  harus memahami Sains (science) yang terkandung di dalam materi Teori Vokal.

Dampaknya terlalu besar jika bersalahan menjelaskan teori musik dan vokal. Bisa sampai menjatuhkan mental seseorang, sampai berdampak pada kesehatan seseorang. Masa? iya, bener kok..

Misalnya, seorang peserta kontes bernyanyi menyanyikan nada-nada tinggi. Dikatakan juri nilainya berkurang karena menggunakan teknik falsetto, yang padahal si peserta menggunakan real voice dengan teknik Head voice dengan suara tipis dan airy/breathy voice. Jika juri tidak mampu menjelaskan perbedaan cara kerja real voice dan falsetto, ini akan berimbas pada nilai peserta; yang seharusnya bagus,  menjadi nilai minus.

Ada lagi kasus dimana seorang juri vokal mengajari pesertanya teknik metal scream. Dia mengatakan untuk latihan bernyanyi scream, lakukan dengan cara menekan tenggorokannya dengan jari. Bah! Ini membahayakan pita suara peserta, ia bisa mengalami cidera pada bagian itu!

Larynx bukanlah tenggorokan, ia adalah bagian dari tengorokan. 

Teknik metal scream itu memberikan penekanan di bagian larynx, tapi bukan berarti menekan tenggorokan dengan jari! Penekanan dilakukan dengan cara mendorong udara melalui pernapasan diafragma ke pita suara (cords) seraya menegangkan bagian larynx. Sehingga tegangan yang dialami tenggorokan masih bisa dikontrol dan menghasilkan suara distorsi di nada-nada tinggi. 

Kasus lainnya, ada seorang juri yang mentolerir peserta untuk suara 'kecengklak'-nya. Ia membenarkan penyanyi jika bernyanyi sampai 'tersedak' di nada-nada tinggi, menurut juri tersebut: Keren!. Apa lagi ini bah?

Jika seseorang tersedak di nada-nada tinggi, itu berarti ia tidak mampu. Sebabnya beragam. Ada yang disebabkan karena supply napasnya tidak cukup banyak untuk mendorong pita suara; ada yang karena terlalu mengandalkan tenggorokannya (strained); ada yang karena ia tidak konsentrasi; ada yang karena memang range vokalnya berbeda; dll. Berbagai-bagai sebab. Jika dibiarkan, pita suara akan dapat teriritasi/meradang, pita suara akan sulit buka-tutup (bergetar) karena kelelahan dalam jangka waktu yang lama.

Hal-hal seperti itu harus diterangkan secara ilmiah, dan ada ilmunya: Teori Vokal.

Namun, teori vokal dengan pendekatan vocal science ini tidak begitu laku di Indonesia.

Masih terlalu banyak orang-orang yang asal bicara tanpa pengetahuan dan skill menganalisa vokal yang  mumpuni. Kiranya tulisan ini dapat menginspirasi kita untuk menyadari bahwa: belajar itu penting!

Penulis adalah seorang komposer, guru musik dan founder dari komunitas AWS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun