Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanggapan untuk Artikel "Pendidikan yang Membingungkan"

18 Maret 2017   11:14 Diperbarui: 18 Maret 2017   11:37 2443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berhenti mengeluh karena Anda mendengar keluhan murid. Sebagai guru, seharusnya Anda menguatkan mental mereka dan lebih luas memandang materi pendidikan dan dunianya.

Kutipan paragraf 6:

"Begitu cerdasnya siswa Indonesia jika mampu menjadi siswa yang diinginkan pengembang pendidikan yaitu mampu segala bidang. Mampu mengerti dan paham semua materi pelajaran. Dan dengan kemampuan itu maka tidak lagi membutuhkan orang yang mampu ini dan itu. Dalam benak saya, andaikan siswa diberi kebebasan memilih belajar dengan fokus apa yang ia suka maka hasilnya pun lebih maksimal dibidangnya. Karena yang ia kerjakan berdasarkan minat dalam dirinya. Kalaupun nantinya ia harus belajar yang lain dengan cara tidak terpaksa agar bisa dinikmati sesuai kebutuhan saja."

Sekolah tidak bertujuan untuk menjadikan murid seorang ahli! Materi yang diberikan adalah tingkat dasar. Jika murid diberikan kebebasan memilih mata pelajaran, akan banyak murid yang memilih untuk tidak sekolah.

Kutipan paragraf 7:

Lalu ada pertanyaan begini, lebih cerdas mana guru dan siswa? Setiap guru hanya mampu dalam satu mapel saja, tapi semua siswa harus mampu semua pelajaran.

Jawabannya sudah jelas, guru lebih cerdas dari muridnya di kelas. Pernahkah terpikir bahwa guru juga pernah jadi murid?

Kutipan paragraf 7:

Tidak perlu memaksa bahkan menyiksa siswa ketika di salah satu bidang yang lain tidak bisa.

Tidak ada yang memaksa, murid selalu bisa memutuskan untuk berhenti sekolah. Yang harusnya Anda pikirkan adalah metode belajar-mengajar yang dilakukan, jangan ajarkan murid mengeluh seperti itu. Mental mereka harus menjadi kuat karena tantangan di depan semakin besar.

Kutipan paragraf 8:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun