Refleksi: Harapan Publik pada Independensi BI
Pengalaman FED dan ECB menunjukkan bahwa independensi bank sentral adalah fondasi kepercayaan pasar. Investor global hanya mau menanamkan modalnya bila yakin bahwa bank sentral bebas dari intervensi politik. Jika independensi BI terus digerus, risiko capital flight akan makin besar, rupiah kian rentan, dan beban utang pemerintah semakin berat.
Rakyat Indonesia pada akhirnya yang menanggung beban. Inflasi tinggi, pelemahan rupiah, hingga ketidakpastian ekonomi langsung dirasakan masyarakat kelas menengah ke bawah. Maka, pertanyaan kritisnya: apakah kita rela BI hanya menjadi "kepanjangan tangan" pemerintah, ataukah kita menuntut BI berdiri tegak sebagaimana mandat undang-undangnya?
Penutup
Mengukur independensi BI tidak bisa hanya dari pasal-pasal hukum, tetapi dari praktik nyata dalam menghadapi tekanan fiskal, politik, dan kepentingan jangka pendek. Pelajaran dari FED dan ECB menunjukkan bahwa keberanian untuk berkata "tidak" kepada pemerintah adalah syarat mutlak agar bank sentral dihormati.
BI kini berada di persimpangan: tetap menjaga independensi dan kredibilitas, atau mengalah pada tekanan politik dengan risiko kehilangan kepercayaan pasar. Pertaruhan ini bukan hanya soal rupiah, tetapi juga masa depan ekonomi Indonesia.
---
Referensi
Bloomberg Technoz. (2025). Rupiah Jeblok, Gubernur BI Tiba-Tiba Rilis Pernyataan.
CNN Indonesia. (2025). Dua Anggota DPR Diduga Salahgunakan Dana CSR Bank Indonesia.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (beserta amandemennya).