Kasus Lexus RX 300 Mogok: Cermin Lemahnya Kontrol Kualitas BBM Pertamina
Minggu sore, 21 September 2025, suasana kawasan Roxy, Jakarta Barat, mendadak riuh ketika sebuah mobil mewah, Lexus RX 300 tahun 2019, tiba-tiba kehilangan tenaga di tengah jalan. Pemilik mobil, Stella Kirana, panik. "Gasnya hilang begitu saja, mobil jadi enggak ada tenaga. Saya panik karena ini pertama kalinya mengalami mobil mogok di jalan," katanya kepada wartawan Kompas. Ironisnya, peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah ia mengisi penuh tangki dengan Pertamax. Sebelumnya, Lexus miliknya selalu diisi dengan BBM Shell.
Sekilas, kasus ini terlihat sepele, hanya sebuah mobil mogok. Namun jika ditelisik lebih dalam, kejadian ini menguak persoalan mendasar: seberapa kuat sebenarnya kontrol mutu Pertamina terhadap kualitas bahan bakar yang mereka jual?
---
Pertamax vs Shell: Sekadar Perbedaan RON?
Secara spesifikasi, Lexus RX 300 dengan mesin 2.0L turbo hanya membutuhkan bahan bakar minimal RON 91. Pertamax dengan RON 92 mestinya aman. Bahkan, dengan angka oktan tersebut, mesin seharusnya tetap bisa beroperasi normal tanpa gejala mogok.
Lalu, mengapa mobil bisa tiba-tiba kehilangan tenaga? Jika ditinjau dari sudut teknis, ada beberapa kemungkinan: BBM terkontaminasi air atau kotoran, tercampur dengan produk lain, atau ada penurunan mutu karena kelalaian distribusi. Masalah semacam ini sering kali terjadi bukan pada produk di kilang, tetapi di jalur distribusi dan tangki SPBU.
Mobil premium seperti Lexus sering menjadi "alarm" alami. Mesin mereka sangat sensitif terhadap kualitas bahan bakar. Sedikit saja ada penyimpangan, dampaknya langsung terasa. Karena itu, kasus ini lebih mungkin mengindikasikan adanya masalah pada distribusi atau penyimpanan BBM, bukan sekadar perbedaan RON.
---
Lemahnya Pengawasan Hilir
Pertamina kerap mengklaim bahwa seluruh produk BBM mereka telah memenuhi SNI dan menjalani uji laboratorium. Klaim ini tentu benar di level kilang. Tetapi, bagaimana dengan kondisi ketika BBM sudah sampai di tangki timbun SPBU? Bagaimana jika ada kebocoran, kontaminasi air, atau kesalahan dalam distribusi?