Mohon tunggu...
Ronaldus Tarsan,S.Pd.
Ronaldus Tarsan,S.Pd. Mohon Tunggu... Wartawan -

The writer Ronaldus Tarsan,S.Pd was born on April, 15th 1991, Ngendeng, East Manggarai. He is the second child of Yohanes Ardi and Rofina Mila. He has four brothers. He entered in elementary school at SDI Wae Ruek in 1998 and finished in 2004, in the same year he continued his study at SMP St. Ludovikus Manggas in East Manggarai and finished 2007. After that, he continued his study at SMA Taman Siswa Makassar In 2007 and finished in 2010. In the same year he registered his name in school of Education of Ujung Pandang Foundation (YPUP) and he chose English Departement, he finished his study in August 2015. Organisation : Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Polisi: Pembunuhan Idris Muhammad Djafar Didalangi Isterinya Sendiri

4 Agustus 2016   20:22 Diperbarui: 5 Agustus 2016   06:38 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenasah Idris Muhamad DJafar saat dievakuasi pada 28 Juli 2016. (Foto: Ronald Tarsan)

Ruteng, Kompasiana – Aparat Polres Manggarai mengungkapkan fakta mengejutkan terkait kematian seorang warga asal Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Idris Muhammad Djafar di Elar, Manggarai Timur (Matim) pekan lalu.

Krisno Ratuloli dari Tim Buru Sergap Polres Manggarai mengatakan, dalang pembunuhan itu adalah isteri korban, Maksima Veronika Emos (45), yang biasa disapa Oni.

Bahkan, kata dia, Oni juga ikut menghantam korban saat pembunuhan terjadi. Istri korban sehari-hari bekerja sebagai bidan di Sange, Desa Kempo, Kecamatan Sano Nggoang, Mabar.

Informasi terkait peran Oni, jelas Krisno, diperoleh dari keterangan salah satu pelaku, Anicetus Ratum, warga asal kampung Tureng, Desa Legurlai, ELar.

Ia menjelaskan, Anicetus sempat datang bersama Oni ke Mapolres Manggarai untuk melaporkan kejadian ini pada 30 Juli lalu.

“Dia beberapa hari berada di Mapolres mendampingi istri korban yang stres, tidak mau pulang ke rumah,” katanya kepada KompasianaRabu pagi, 3 Agustus 2016.

Pada Senin, 1 Agustus, kata dia, Anicetus berangkat bersama polisi ke Elar.

“Sampai di Elar,  Anicetus mengaku sebagai pelaku penganiayaan berat itu,” ungkap Krisno.

Ia menambahkan, masih menurut pengakuan Anicetus, ada juga pelaku lain, yakni Oktvianus Lapu alias Umbu.

Saat ini, jelasnya, Umbu sedang dalam proses pengejaran karena kabur dari rumahnya di Legurlai pada 1 Agustus.

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, Djafar ditemukan tergeletak kaku tak bernyawa di Hutan Bambu Arus, Kampung Tureng, Desa Legurlai pada Jumat, 28 Juli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun