Mohon tunggu...
Rona Bassama
Rona Bassama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada

Literasi, Budaya, Sastra, Romansa, dan Pengembangan Diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritisitas Pemuda dalam Bermedia Massa

9 Februari 2024   14:50 Diperbarui: 10 Februari 2024   15:16 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda merupakan elemen penting bangsa, masa depan bangsa ditentukan oleh bagaimana perilaku dan tindakan pemuda di masa kini. Pemuda juga sering disebut sebagai agen perubahan, pembangunan serta pembaharuan. Pemuda berperan dalam perubahan di lingkungan masyarakat, tentunya perubahan menuju arah yang positif. Dalam era globalisasi ini pemuda harus pintar dalam menghadapi tantangan, bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah yang ada di negeri ini. Selain itu, pemuda juga bertanggung jawab terhadap perekembangan serta pembangunan Indonesia di berbagai bidang. Pembangunan tersebut bisa berupa pembangunan kecil di daerah atau pelosok dapat juga pembangunan besar berskala nasional. Pemuda sebagai agen pembaharuan perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis hal yang terjadi dalam negeri ini, apa yang perlu dipertahankan dan apa yang perlu diperbarui menjadi poin penting yang harus diperhatikan.

Melihat peran pemuda yang telah dijabarkan di atas, tentunya Indonesia memerlukan pemuda yang berkualitas. Pada 10 tahun terakhir ini kualitas pemuda Indonesia terlihat tidak baik. Indeks Pembangunan Pemuda memaparkan faktabahwa nilai kualitas anak muda Indonesia hanya sebesar 0,694 dan menempati peringkat 116 di dunia. Tentunya kualitas yang begitu rendah tersebut terjadi karena sikap pemuda yang dipengaruhi oleh pendidikan maupun lingkungan sekitar. Pendidikan serta lingkungan sekitar yang tidak baik dapat menyebabkan hal fatal pada diri pemuda. Hal tersebut dapat berupa memudarnya jati diri pemuda, pemuda yang tidak dapat memilah budaya, sikap pemuda yang cenderung konsumtif, bahkan banyak pemuda yang berperilaku menyimpang seperti narkoba, tindakan kekerasan, dan premanisme. Kejadian fatal tersebut tentunya memperburuk keadaan negara Indonesia dan dapat berpengaruh pula dalam  berlangsungnya sistem ekonomi, sosial, dan politik.

Menurut Cangara dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi, seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Cangara, 2010: 123--126). Media massa juga dapat disebut sebagai sarana komunikasi. Seseorang atau kelompok dapat menyampaikan pesan atau pendapat mereka melalui media. Media massa dapat menyebarkan informasi tanpa batas. Dalam media massa siapapun dapat menyampaikan apapun tanpa ada batas usia, kelamin, bangsa, dan lain-lain. Cangkupan media massa pun sangat luas dengan tersebar di seluruh penjuru dunia.

Media massa muncul di Indonesia pada abad ke-20 berupa surat kabar, radio, televisi, dan lain-lain. Pada abad ke-21 media massa telah berkembang dengan adanya internet. Internet membuat media massa melejit dengan banyak peminat. Dengan munculnya internet, media massa bercabang dengan adanya media online berupa berita, artikel, dan tulisan lain yang dipublikasikan secara
online di platform seperti detik.com, kompas, dan sebagainya. Dalam media online, adanya fitur kolom komentar menjadikan masyarakat bebas dalam mengutarakan pendapat perihal tulisan yang ada. Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.

Munculnya media massa berupa media online ini didominasi oleh para pemuda sebagai penikmatnya. Hal tersebut terjadi dikarenakan pemuda merupakan kaum yang melek internet dengan jumlah pengguna gadget terbanyak. Sebagai pengguna, pemuda haruslah menyampaikan pendapatnya dengan kritis. Apabila dilihat banyak sekali komentar pada platform-platform media massa yang tidak berdasar dan asal-asalan. Pendapat yang tidak berkualitas justru dapat memicu kesalahpahaman dan pertengkaran di media massa. Padahal jika ditelisik banyak sekali manfaat yang hadir dengan adanya media massa. Dengan adanya media massa, nilai-nilai budaya dapat mudah disebarkan. Selain itu, media massa mempermudah masyarakat dalam mencari informasi yang akurat dan terpercaya. Beberapa media massa juga dapat menjadi hiburan bagi sebagian masyarakat.

Manfaat positif dari media massa dapat hadir apabila dari media massa itu sendiri menerapkan etika-etika media yang telah ditentukan. Dalam pemublikasian berita harus berpegang teguh pada etika media. Menurut Selviana Teras Widy Rahayu dan Ruisah dalam jurnal Pelanggaran UU ITE pada Media Sosial dalam Etika Komunikasi Massa (2020), etika komunikasi massa adalah seperangkat moral yang menjadi pedoman bagi para praktisi komunikasi massa dalam menjalankan tugas serta kewajiban profesionalnya. Etika media mengharuskan para pekerja media untuk bersikap etis saat menjalankan profesinya. Etika ini juga sangat diperlukan untuk menjadi pedoman serta menuntun para pekerja media untuk tetap bertanggung jawab saat bertugas.


Shoemaker dan Reese mengemukakan pendapatnya mengenai etika komunikasi massa yaitu: 1) tanggung jawab; 2) kebebasan pers; 3) masalah etis; 4)ketepatan dan objektivitas; serta 5) tindakan adil untuk semua orang (Nuruddin, 2007: 257). Dalam kutipan di atas yang dimaksud dengan tanggung jawab yakni media haruslah menyajikan tulisan yang dapat diuji kebenarannya, bukanlah tulisan hoax ataupun tulisan yang dilebih-lebihkan supaya tren dan mendapat pembaca yang membeludak. Kebebasan pers berarti masyarakat boleh mengeluarkan pendapatnya tanpa ditekan oleh pihak tertentu.

Dalam pelaksanannya, media massa bukanlah hanya forum untuk bertukar pikiran, pendapat, serta kritik tetapi media massa tentunya juga dapat digunakan sebagai pencarian solusi terhadap masalah yang disajikan. Media juga haruslah etis, sesuai dengan pedoman dalam masyarakat yang berlaku, tidak boleh menjelekkan suatu golongan dan tidak menyudutkan salah satu atau dua SARA. Media massa bolehlah memublikasikan sesuatu secara subjektif berdasarkan pendapat penulis. Akan tetapi, pendapat tersebut haruslah sesuai dengan realita yang ada dan tidak mengada-ada atau bisa kita sebut dengan objektif. Media yang baik tentunya tidak berpihak pada suatu golongan, dan dalam penyampaiannya harus adil tanpa keberpihakan.

Apabila media massa telah menerapkan beberapa etika di atas, media massa dapat memberikan pengaruh positif bagi pembaca. Tentunya selain dari etika media massa itu sendiri, tidaklah bisa tanpa kontribusi para pemuda bangsa sebagai pembaca. Pembaca haruslah memiliki daya kritisitas yang tinggi dalam menyikapi suatu hal yang disajikan dalam media. Berpikir kritis juga berarti bersikap bijak. Pemuda haruslah bijak dalam memilah informasi yang terdapat pada media. Kestabilan emosi dalam menerima informasi juga diperlukan supaya tidak cepat terpancing dengan berita-berita yang sengaja disajikan dengan panas, karena
ditakutkan akan terjadi kesalahpahaman. Sebelum menyebarkan informasi yang didapat dari berita, haruslah cermat terhadap apa yang disampaikan, jangan sampai sebagai pemuda dengan semangat yang menggebu-gebu menyebarkan informasi yang salah kepada orang lain. Kesalahpahaman dalam penerimaan berita atau informasi biasanya terjadi karena pembaca yang tidak cermat dan cenderung buru-buru ingin selesai.

Dilansir dari berbagai sumber, mengenai minat baca masyarakat Indonesia yang rendah nyata adanya, mereka cenderung tertarik dengan tulisan-tulisan pendek. Padahal berita yang disajikan cenderung panjang, banyak masyarakat yang membaca dengan tidak tuntas sehingga munculah kesalahpahaman. Sehingga dalam hal ini perlunya digalakkan lagi perihal literasi media. Pemuda sebagai kaum terdepan dalam tumbuhnya media massa haruslah mempersembahkan yang terbaik. Bersikap kritis, bijak dalam memilah, serta kontribusi media massa dalam menerapkan etikanya dapat membangun kritisitas pemuda yang lebih baik.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun