Juga dikatakan oleh Hoeksema, alasan ini memperlihatkan bahwa kita memiliki gagasan tentang Allah. Gagasan ini sangat jauh lebih besar daripada manusia sendiri. Karena itu, gagasan tersebut tidak mungkin berasal dalam manusia sendiri, tetapi hanya berasal dari Allah sendiri.
Alasan ini sebenarnya tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk membuktikan adanya Allah, kendatipun alasan atau argumentasi ini menunjukkan kepada kita bagaimana kira-kira wujud Allah bila Ia benar-benar ada.Â
Argumentasi KosmologisÂ
Thomas Aquinas (1225-1275) sebenarnya juga sebagai salah seorang tokoh Scholastic yang mengakomodir argumentasi-argumentasi ini, yang termuat di dalam Summa Theologica, atau Five Ways of Thomas Aquinas.Â
Pada dasarnya, alasan ini mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang dimulai haruslah mempunyai sebab yang memadai. Alam semesta sudah mulai; oleh karena itu alam semesta harus mempunyai suatu sebab yang memadai untuk menerangkan kebenarannya. Hal ini secara tersirat Nampak di dalam Ibrani 3:4, "Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan tetapi ahli bangunan segala sesuatu adalah Allah. Sebagaimana juga dikatakan oleh Buswell, bila sesuatu sekarang ada maka: (1) harus ada sesuatu yang bersifat abadi kecuali kalau, (2) sesuatu itu berasal dari kenihilan.Â
Ada sementara orang yang mengatakan bahwa alam ini kekal, namun para ahli membuktikan bahwa alam ini tidak kekal, melainkan berawal dan pada suatu saat akan berakhir. Bahkan secara ilmiah dibuktikan bahwa di luar angkasa maupun di dalam perut bumi terus terjadi perubahan-perubahan. Bertrand Russell mengajukan dilema ini: hanya ada dua kemungkinan dimana dunia itu memiliki permulaan atau dunia tidak memiliki permulaan. Jika tidak, dunia tidak membutuhkan penyebab (Allah). Jika dunia memiliki permulaan, kita dapat bertanya, "Siapa yang menyebabkan Allah?" Tetapi jika Allah memiliki sebab, Ia bukan Allah. Dalam kasus manapun, kita tidak sampai kepada penyebab pertama yang tidak disebabkan. Kalimat ini mengasumsikan bahwa "segala sesuatu harus memiliki penyebab" ketika apa yang diklaimnya adalah bahwa "segala sesuatu yang memiliki permulaan memiliki sebab." Jadi Allah tidak membutuhkan sebuah penyebab karena Ia tidak memiliki awal atau permulaan.Â
Apakah yang akan dibuktikan oleh argumentasi ini? Bukan sekedar perlunya pembuktian adanya oknum yang perlu, baik yang berkepribadian atau tidak berkepribadian, tetapi bahwa oknum tersebut harus berada di luar alam yang tidak terbatas.
Argumentasi TeleologisÂ
Pada dasarnya argumentasi ini mengatakan bahwa tatanan yang teratur dan berdaya guna di dalam suatu system menyiratkan akan adanya budi tinggi dan maksud di dalam sebab pengatur. Dalam hal ini yang sering kali dipakai sebagai alasan alkitabiahnya adalah Kitab Mazmur: "Jika aku melihat langitmu buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan; apakah manusia seingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya (Mzm. 8:4, dst).
Argumentasi Hukum MoralÂ
Setiap kebudayaan yang dikenal manusia memiliki hokum moral. Meskipun ada beberapa keanekaragaman dalam praktik moral antara satu budaya dengan budaya yang lain, ada persesuaian universal yang menggentarkan hati mengenai validitas prinsip-prinsip moral seperti keadilan, keberanian dan kejujuran. Siapa yang bisa memberikan pengertian moral yang umum bagi seluruh umat manusia di sepanjang sejarah jikalau bukan sumber yang lebih tinggi, yaitu Allah?