Mohon tunggu...
Romario pangaribuan
Romario pangaribuan Mohon Tunggu... Administrasi - Hehehe

Words kill, words give life, They're either poison or fruits- You choose. Proverbs 18:21

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Smiling Duck Part 1"

2 Juli 2018   16:12 Diperbarui: 2 Juli 2018   16:27 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dashh,,, braaakkkk

Pukulan dan hantaman membuat anak kurus berkacamata dengan kaos kuning bergaris putihtersungkur ke lantai. Wajahnya yang menahan nyeri kesakitan terlihat jelas diantara kerumunan teman sebayanya yang tertawa lepas saat melepaskan pukulan demi pukulan dengan canda tawa lepas, seakan tidak menyadari kesakitan yang ditasakan anak itu.

Dengan nafas terengah-engah anak lelaki itu berusaha untuk berdiri dengan dibantu dua tangan kecilnya yang menapak lantai. Belum lagi ia berdiri sempurna dengan kaki yang teseok-seok mencari tumpuan, tulang kering kaki kanannya dengan tiba-tiba di injak dengan kuat oleh salah satu anak kerumunan anak-anak yang berkumpul di pojok koridor sekolah yang sepi itu.

Arghhhhhhh....... Raungan keras muncul dari mulut kecil anak berkacamata dengan tubuh kurus itu. Sontak kerumunan anak-anak yang ramai tertawa tadi menjadi panik dan wajah Mereka memerah saat melihat Tulang kering anak berkacamata itu tidak lagi lurus dan tak lagi bisa di gerakan, mereka sadar bahwa kaki kanan anak tersebut patah akibat Injakan keras yang di layangkan tadi.

Koridor yang penuh tawa dan raungan kesakitan, menjadi sepi. Hanya tangisan tersedu anak berkacamata yang terus memegang kaki kanannya. Sesekali ia berusaha memaksa badanya untuk berdiri tetapi tidak berhasil dan malah berakhir dengan rintih kesakitan. Dengan pasrah, anak itu Membaringkan badannya di Lantai koridor sekolah dengan berteriak pelan meminta pertolongan sambil memegang wajahnya yang lebam karena hantaman. Kedua kelopak matanya mulai turun, ia berusaha agar kedua matanya tidak menutup, namun setelah menit demi menit berusaha kelopak mata yang mungil itu dengan sendirinya menutup. Suara rintih kesakitan dan tangisan sedu hilang dengan cepat dari koridor sekolah, sepi menyelimuti seturut dengan matahari yang terus meneggelamkan diri.

------20 tahun kemudian---------

Klik...klak...klik...klak...

Keybord komputer terdengar cepat dan jelas dari sebuah kamar berukuran 5 x 6 meter. Seorang lelaki dewasa sibuk berselancar ria di dunia maya, dua bola matanya tajam menatap monitor dan sesekali memperbaiki kacamata frame hitamnya yang kadang menurun. Tangan kananya terluhat lihai memegang kursor hitam berlambangkan bebek mainan berwarna kuning. Pagi itu ia melihat berbagai informasi media massa yang memberitakan pembunuhan berantai di kotanya, Sam-Block. Kota kecil yang bersih dan hidup damai sejak puluhan tahun lalu. Berita itu pembunuhan berantai itu, memang menjadi pembahasan viral di Sam-Block beberapa bulan terakhir sejak ditemukan kematian misterius pada seorang akuntan, pengacara, dan supir truk makanan beku.

Lelaki yang berada di depan komputer itu adalah Billy, anak kecil yang dua puluh tahun lalu mengalami bully di sekolahnya sendiri. Ia memutuskan untuk tidak lagi bersekolah karena mengalami trauma sejak mengalami kelumpuhan permanen di bagian kaki kananya. Baru 3 tahun ini, Billy bisa melupakan traumanya, ia kini memilih untuk tinggal sendiri di sebuah kos sederhana di pinggiran kota Sam-Block dan mendirikan perkumpulan kaum difabilitas di dunia maya yang disebut dengan "Smiling Duck".

Billy yang mengalami lumpuh akibat kerusakan di tulang kaki kananya, berhasil mengumpulkan dana yang besar untuk di donasikan kepada kaum-kaum cacat yang bermukim di Sam-Block melalui Smiling Duck. Perkumpulan Smiling Duck juga terus mengalami peningkatan pamor setelah menjadi donatur terbesar bagi para korban gempa bumi yang cacat akibat tertimpa puing bangunan 2 bulan lalu. 

Bulan ini dengan penuh semangat, Billy mengajak semua anggota Smiling Duck yang hanya di jumpainya di dunia maya untuk kembali membuat pertemuan resmi di salah satu restoran di tengah kota sam blok, untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang kelanjutan program charity yang diusung oleh Billy. Undangan tersebut mendapat respon dari hampir setengah anggota Smiling Duck yang berjumlah 20 orang tetap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun