Mohon tunggu...
Romana Editteresa
Romana Editteresa Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk belajar

Hobby Segalanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasib PTM di tengah Lonjakan Covid-19

22 Juni 2021   19:39 Diperbarui: 22 Juni 2021   19:46 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terhitung sejak maret 2020 kasus Covid 19 telah melanda Indonesia. Sejak itu pula protocol Kesehatan mulai diterapkan. Dimulai dari menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, mengecek suhu tubuh dan mengurangi kerumunan atau dikenal dengan istilah 5M. Tujuan dari 5M tidak lain adalah untuk mengurangi penularan Covid 19. Mengingat proses penularan Covid 19 tersebut sangat cepat, maka penerapan protokol Kesehatan sangat dianjurkan. Bahkan, diberbagai tempat di Indonesia dilakukan rahasia protokol Covid 19. Tujuannya untuk memastikan masyarakat Indonesia melaksanakan protokol Covid 19. Sebab, hingga saat ini Covid 19 masih saja menghantui kehidupan manusia. Penambahan jumlah kasus semakin hari semakin bertambah. Belum lagi variasi penularan yang beraneka ragam.

Berdasarkan data sebaran Covid 19 per tanggal 18 Juni 2021 dilaporkan kasus positif 1,963.266, kasus negative 1,779.127 dan meninggal 5.049.  berdasarkan sebaranm data tersebut kasus covid 19 di Indonesia sedang mengalami lonjakan. Tren lonjakan kasus covid 19 tersebut terjadi setelah liburan lebaran bulan Mei 2021 yang lalu. Untuk Jakarta misalnya, pertambahan kasus baru Covid 19 sampai angka 2000 tiap harinya.

"Pertambahan kasus baru 4 hari terakhir setiap hari bertambah 2000, 2.300, 2.400, hari ini 2.700. Di sisi lain, kemampuan testing DKI dalam 1 pekan ini ditingkatkan dari 4x standar WHO jadi 8x standar WHO, itu masih menunjukkan positivity rate yang tinggi," tutur Anies. (Detik.com, 13 Juni 2021) meniru pernyataan Gubernur DKI pada saat apel penegakan pendisplinan PPKM berskala Mikro di lapangan Blok S Jakarta Selatan.

Tingginya mobilitas warga pada saat liburan lebaran pada bulan Mei sebagai salah satu pemicu rate kasus positif Covid 19 bertambah. berdasarkan analisis data kompas terhadap lima periode libur Panjang selama 2020 hingga lebaran 2021. Tren lonjakan kasus covid 19 di Indonesia dikwatirkan akan terjadio seperti  lonjakan Covid 19 yang terjadi di India beberapa waktu yang lalu. Kapasitas Rumah Sakit untuk menampung pasien Covid 19 sudah mulau penuh. Bahkan situasi kasus positif covid 19 di Indonesia sekarang sudah mirip dengan kasus positif covid 19 yang pernah terjadi india. Jumlah pasien positif yang melonjak melebihi kapasitas penampungan rumah sakit. Data per 21 Juni 2021 Rumah Sakit Jawa Barat menunjukan ada 87 RS yang sudah terisi 100 persen dari 326 RS rujukan Covid 19 atau BOR RS ajwa Barat sudah mencapai 81.3 persen (CNN, 21 Juni 2021). Angka tersebut sudah melewati ambang batas WHO yaitu 60 Persen. Semakin tingginya kasus positif covid 19 tersebut menambah kekwatiran kita semua. Semakin tingginya kasus tersebut akan berakibat pada pola aktivitas masyakat. Meskipun masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan beberapa kebiasaan yang sudah dijalankan selama ini.

NASIB PEMBELAJARAN TATAP MUKA

Tren lonjakan covid 19 di Indonesia diprediksi akan terus terjadi hingga bulan juli. Tingginya mobilitas warga pada saat liburan lebaran menjadi salah satu pemicu. Sementara banyak masyarakat yang seolah-olah mengabaikan protocol Kesehatan. Akibatnya, lonjakan covid 19 semakin susah direm. Ketersisian ruang isolasi covid 19 di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kudus semakin meningkat. Bahkan sudah melebihi kapasitias keterisian dari WHO yaitu 60 persen.

Tingginya tren lonjakan covid 19 yang terjadi berpengaruh terhadap aktvitas masyarakat. Beberapa kegiatan yang sudah direncakan terancam batal. Tidak terkecuali dibidang Pendidikan. Berdasarkan SKB empat Menteri pada tanggal 30 Mei 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pendidikan di masa Covid 19 menghimbau pendidik dan satuan Pendidikan untuk melakukan PTM terbatas. Bahkan Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan menegaskan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat segera dilaksanakan tanpa menunggu bulan Juli 2021 (sumber: Kompas, 5 Mei 2021). Dengan adanya instruksi dari Mas Menteri, satuan Pendidikan dan pendidik pun mulai melakukan simulasi PTM sebagai bentuk persiapan PTM terbatas. Di kota Cimahi Jawa Barat simulasi PTM tingkat SMP dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2021. Simulasi PTM ini dihadiri oleh peserta didik dengan terlebih dahulu mengajukan kesediaan siswa termasuk orangtua. Selain itu, pihak sekolah pun melakukan screening terlebih dahulu terhadap siswa dan keluarganya. pihak keluarga siswa yang rentan dengan gejala infeksi corona atau positif covid 19 maka tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan simulasi PTM di sekolah.

c fcPada hasi Senin, 21 Juni 2021 kasus covid 19 di Indonesia telah mencapai angka 12.906 kasus. Kasus tersebut mencatat rekor kasus positif tertinggi dari yang pernah dilaporkan sejak Maret 2020 yang lalu.

Dengan tingginya kasus positif civid 19 tersebut nasib PTM pada tahun ajaran baru 2021/2022 yang akan dilaksanakan beberapa wkatu lagi bisa terancam gagal. Mendikbud Ristek mengeaskan jika PPKM tingkat daerah masih dilakukan maka PTM terbatas ditunda. "Pengecualiannya jika pemda setempat memberlakukan PPKM maka PTM terbatas ditunda kata Nadiem Makarim dalam siaran persnya dikutip dari Kompas 18/6/2021.

Dengan adanya instruksi dari Medikbud Ristek tersebut, nasib PTM terbatas pada tahun ajaran 2021/2022 yang akan dilaksanakan pada bulan Juli mendatang bisa saja terancam batal karena harus ditunda pada waktu yang tidak bisa dipastikan. Karena, selama lonjakan covid 19 pemerintah daerah sedang berusaha menekan laju kasus. Salah satunya dengan mengurangi mobilisasi masyarakat. Kita tahu bahwa, jika PTM twerbatas masih dilaksanakan dapat berpengaruh terhadap mobilisasi masa. Harapannya, angka kasus positif covid 19 di Indonesia dapat dikendalikan. Sehingga PTM terbatas dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana awal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun