Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Moni, Gerbang Menuju Kelimutu yang Minus ATM dan Wi-fi

31 Juli 2016   22:48 Diperbarui: 31 Juli 2016   22:55 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moni, gerbang utama menuju Kelimutu. Foto:atifaona.wordpress.com

Kelimutu adalah destinasi kebanggaan Indonesia yang mendunia. Terletak di Pulau Flores, NTT. Lokasinya berada di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu. Berjarak 39,5 km arah timur Kota Ende. Perjalanan bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat, memakan waktu sekitar satu setengah jam.

Sekitar 15 km sebelum menuju puncak Danau Tiga Warna yang memiliki ketinggian 1.631 dari permukaan laut itu, kampung wisata Moni tak bisa dilewatkan begitu saja. Moni adalah pintu gerbang menuju Kelimutu. Sekaligus sebagai penyangga utama wisata Kelimutu.

Bungalow dan penginapan di Moni. Foto: floresexplore.com
Bungalow dan penginapan di Moni. Foto: floresexplore.com
Di Moni tersedia beberapa bungalow untuk disewa. Lengkap dengan air panas dan sarapan pagi. Khusus di desa Koanara, terdapat 22 penginapan dan 12 restaurant yang tersebar di dua dusun; Koanara dan Watugana.

Yanto Wangge, pegiat pariwisata di Moni, dalam laman facebooknya mengatakan, hampir setiap hari tamu selalu ada dan pada saat tertentu ada tamu yang tidak kebagiaan kamar. Meski demikian, lanjut Yanto, yang menjadi persoalan Pemda seolah-olah tidak peduli dengan Moni, karena sampai saat ini fasilitas umum seperti ATM dan jaringan internet ( wifi) belum ada di Moni.

Yanto Wangge, pegiat pariwisata di Moni. Foto: Facebook
Yanto Wangge, pegiat pariwisata di Moni. Foto: Facebook
Sangat disayangkan, sebagai gerbang utama destinasi wisata dunia, Moni belum memiliki fasilitas umum yang menunjang. Menurut Yanto, persoalan ini sudah diusulkan dalam musrembangcam Kelimutu namun hingga kini belum direalisasikan.

Padahal, lanjut Yanto, semua penginapan dan restorant di Moni sudah membayar pajak. Tapi saat ini belum ada keseriusan Pemda Ende menangani persoalan pariwisata di Moni. Masyarakat Moni pun menduga, karena tidak ada wakil rakyat orang Moni yang duduk di DPRD Ende, yang membuat mereka harus berjuang sendiri.

Keprihatinan akan ketiadaan fasilitas umum seperti ATM dan jaringan internet (wi-fi) di Moni juga dikatakan oleh Paulus Talo, pegiat pariwisata nasional yang berdomisili di Bali.

Paulus Talo, pegiat pariwisata nasional, di Bali. Foto: Facebook
Paulus Talo, pegiat pariwisata nasional, di Bali. Foto: Facebook
“Bersuara terus bung Yanto Wangge. Teruslah menulis. Saya sudah biasa menulis, langsung ke pemerintah. Bupati yang baru ini belum saya tulisi surat. Memang pada umumnya sulit bagi pemerintah mau mendengar. Tetapi ada koq yang mau mendengar dengan baik”, tulis Paulus di kolom komentar.

Kita tidak menginginkan, turis/wisatawan harus berjauh-jauh ke Ende untuk menarik uang tunai atau memanfaatkan jaringan internet. Disayangkan destinasi wisata sekelas Kelimutu tidak tersedia ATM dan jaringan internet (wi-fi). Besar harapan, pemerintah dan dinas terkait tidak menutup mata dan hati demi kemajuan dunia pariwisata Flores khususnya dan Indonesia umumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun