Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menjaga Likuiditas, Menata Elemen Pemasaran dalam Koperasi Kredit

25 Januari 2021   11:33 Diperbarui: 26 Januari 2021   03:52 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelayanan kepada anggota Koperasi Kredit Sangosay, di Bajawa, Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Kosmas Lawa Bagho

Merawat Solidaritas, Memapah Swadaya

Dengan menabung di wadah Kopdit, solidaritas dan swadaya masyarakat meningkat. Solidaritas menuntut rasa setia kawan. Swadaya dituntun kemandirian. Keduanya adalah nilai yang dipertaruhkan di Kopdit.

Atas dasar solidaritas, sesama anggota menyimpan sejumlah uang dan meminjam sesuai kebutuhan anggota. Dalam Kopdit, terdapat prinsip, 'kau susah, saya bantu-saya susah, kau bantu'.

Prinsip ini merekatkan solidaritas sesama anggota. Anggota meninjam uang anggota lain, bukan uang sendiri. Sebab, jika meminjam uang sendiri, maka hilang sudah prinsip solidaritas. Meminjam uang sendiri sama dengan keluar dari anggota Kopdit.

Sementara, prinsip swadaya direkatkan dengan mengandalkan modal sendiri. Modal keuangan Kopdit adalah simpanan anggota. Modal bukan berasal dari pinjaman lembaga lain, kecuali dalam jaringan (sekunder). Pemerintah bisa memberikan bantuan, namun berupa pelatihan dan penguatan kapasitas organisasi Kopdit. Sehingga, keswadayaan tetap dipapah.

Menabung versus Menghabiskan

Kucuran dana berimbas pengikisan nilai-nilai Kopdit. Semacam perang gagas: pemerintah mendorong konsumsi masyarakat. Sementara Kopdit mengupayakan masyarakat menabung. Jadinya, menabung versus menghabiskan. Saving melawan Consumption. Menyiapkan masa depan versus berfoya-foya.

Nah, dua nilai Kopdit di atas mendapat tantangan di tengah pandemi ini. Simpanan menurun. Semangat mengangsur kembali pinjaman melempem. Prinsip 'kau susah, saya bantu-saya susah, kau bantu' berubah menjadi 'kau susah, saya bantu-saya susah, kau lari'. Solidaritas semakin mengkuatirkan.

Menata Manajemen Pemasaran

Di tengah pandemi ini, yang terpenting, menjaga jantungnya Kopdit tetap berdenyut: arus kas (cash flow). Likuiditas tetap terjaga. Diharapkan, ada efisiensi beban. Pengeluaran ditekan. Cermat menyeleksi biaya. Sambil membenah kebijakan struktur keuangan yang efektif.

Tambahan penting, Kopdit tidak fokus pada menjaga arus kas. Manajemen finansial memang penting, tetapi manajemen pemasaran tetap dikembangkan. Hemat saya, ada tiga elemen manajemen pemasaran Kopdit, yakni manajemen anggota (member management), manajemen produk (product management) dan manajemen citra (brand management).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun