Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Ende, Kota Puan Maharani

21 Mei 2015   13:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432189272916389520

Jika sungguh roh Pancasila dan perjuangan Bung Karno hidup dalam dan pada masyarakat Ende, saya yakin, di Harkitnas tahun depan Puan Maharani akan datang lagi ke Ende. Berharap, masih sebagai Menko PMK. Dan saat itu ia akan menyematkan Ende sebagai kota ‘Puan Maharani'. Kata Puan (Hawai) adalah yang indah, menawan dan Maharani berarti ratu, permaisuri. Kota Ende ibarat permaisuri nan jelita: cantik, indah, toleran dan berpihak pada keadilan. Kita berharap demikian, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun