Mohon tunggu...
Rolan Sihombing
Rolan Sihombing Mohon Tunggu... profesional -

Kita tidak perlu otak jenius untuk memulai perubahan. Kita hanya perlu hati tulus yang tergerak mengulurkan tangan kepada penderitaan anak-anak bangsa yang tidak seberuntung kita. -www.rolansihombing.wordpress.com-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Opera Clara: Secuplik Potret Muram Peristiwa Mei 1998

12 November 2014   00:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Anda beretnis Tionghoa, entah itu kaya atau miskin, dan perempuan, pada 12-15 Mei 1998 di Jakarta adalah suatu kesalahan besar. Mengapa kesalahan besar? Karena besar kemungkinan Anda akan mengalami peristiwa tragis seperti yang dialami Clara, tokoh utama dalam cerita pendek “Clara” karya Seno Gumira Ajidarma, yang selain mengalami perkosaan dari massa yang mencegatnya di jalan tol, juga mendapati kenyataan pahit keluarganya tewas sia-sia di dalam rumah mewah mereka yang dibakar massa. Bahkan sebelum dilempar ke dalam api yang membesar, kedua adik Clara pun diperkosa secara biadab. Entah mengapa, saat itu massa begitu marah dan beringas terhadap warga keturunan Tionghoa. 16 tahun sudah berlalu dan Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama yang dianggap kunci dari peristiwa kerusuhan Mei 1998. Pengadilan yang diadakan pun hanya memvonis “kroco” dan bukannya otak atau dalang peristiwa kelam ini. Pemerintah kala itu mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa bukti-bukti konkret tidak dapat ditemukan atas kasus-kasus pemerkosaan tersebut, namun pernyataan ini dibantah oleh banyak pihak. Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun umumnya masyarakat Indonesia secara keseluruhan setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian (genosida) terhadap orang Tionghoa, walaupun masih menjadi kontroversi apakah kejadian ini merupakan sebuah peristiwa yang disusun secara sistematis oleh pemerintah atau perkembangan provokasi di kalangan tertentu hingga menyebar ke masyarakat (sumber: Wikipedia). Jika Anda beretnis Tionghoa, dan juga bukan Tionghoa, baik kaya ataupun miskin, dan ingin memiliki Indonesia yang sesungguhnya, Indonesia yang tidak dibangun di atas dasar kekerasan dan pembantaian massal yang dilakukan oknum penguasa dan oknum aparat, maka ada baiknya Anda menghadiri Opera Clara yang posternya bisa Anda lihat di bawah ini. Opera ini merupakan adaptasi dari karya Seno Gumira Ajidarma, Cerpen Clara, yang merupakan potret kecil namun muram tentang salah seorang korban perkosaan pada peristiwa Mei 1998. Acara ini sendiri diadakan lewat kerjasama antara Indonesia Untuk Kemanusiaan, Pundi Perempuan, Komnas Perempuan, Yayasan Musik Sastra Indonesia, dan beritasatu.com Pemulihan hanya terjadi jika ada keterbukaan. Keterbukaan terhadap fakta yang pahit sekalipun bagi yang mengalami imbas peristiwa Mei 98. Ketika korban, dan orang-orang yang peduli pada korban, mau terbuka dan membuka diri, maka pelbagai aksi nyata penghentian kekerasan terhadap kemanusiaan akan terjadi. Karena jika kekerasan demi kekerasan kembali terjadi, bukan saja korban yang menjadi korban, tetapi masa depan Nusantara yang damai dan bermartabat juga akan dikorbankan. Sehingga jika Anda Tionghoa, kaya atau miskin, perempuan, dan penyintas dari tragedi ini, maka kami yang bukan Tionghoa, kaya dan miskin, adalah teman sekerja dan saudara Anda. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun