Menikmati kurma di malam Rabu
Di bawah bunyi petir malam ronda
Akulah nama dari ayah ibu
Yang terlahir sebagai pemudaÂ
Terlentang biarlah terlentang
Menghirup angin hembusan mendesah
Malam petang tiada bintang
Bukan berarti hati harus pula resah
Sungguh indah bunyi seruni
Membikin diri ini terhasut
Kemelut masalah di hari ini
Bukan pula muka harus kusut
Duduk lah manis beristirahatÂ
Melihat taman di balik jendela kaca
Saat dirasa dunia sempit dan jahat
Ada Al-qur'an yang siap dibaca
Kaki berlari berbuah lelah
Ambilkan kami secawan madu
Bukanlah diri yang merasa salah
Tapi hati yang terlalu mengadu
Cobalah minum air sumber panda'an
Airnya jernih tiada bernoda
Belajar tersenyum pada cobaan
Bersyukur pada apa yang ada
Tajam belati tajam pula duri
Keras bata keras pula batu
Yakin hati tidaklah sendiri
Allah bersama kita setiap waktu