Mohon tunggu...
Roifatul Lilhasanah
Roifatul Lilhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Prinsip-Prinsip Pendekatan Ekonomi Kota: Pendekatan Ekonomi Lokasi, Pendekatan Ekonomi Negara, Pendekatan Keseimbangan Sebagian

11 September 2025   04:16 Diperbarui: 11 September 2025   04:16 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompas.com 

Ekonomi perkotaan mempelajari kegiatan ekonomi di wilayah kota yang meliputi bagaimana kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang serta jasa terorganisasi dalam ruang kota. Kajian ini mencakup pola lokasi, peran pemerintah dan sektor swasta, serta hubungan antara aktivitas ekonomi dengan masalah sosial dan lingkungan. Kota merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang berfungsi sebagai mesin penggerak pembangunan nasional. Pemahaman mengenai prinsip-prinsip pendekatan ekonomi kota, cakupan ekonomi perkotaan, dan fungsi kota dalam kerangka ekonomi sangat penting untuk merumuskan kebijakan pembangunan yang tepat. Selain itu, pengelolaan masalah perkotaan seperti kemiskinan, perumahan, kemacetan, dan kriminalitas menjadi tantangan utama dalam pembangunan kota. Laporan ini membahas konsep-konsep tersebut dengan pendekatan akademis agar memberikan gambaran komprehensif tentang ekonomi perkotaan.

1. Pendekatan Ekonomi Lokasi
Pendekatan ekonomi lokasi berfokus pada bagaimana posisi geografis suatu kota mempengaruhi aktivitas ekonomi. Kota dipandang sebagai pusat yang menarik berbagai usaha dan kegiatan ekonomi karena lokasinya strategis, seperti dekat dengan sumber daya alam, jalur perdagangan, atau akses transportasi utama. Pemilihan lokasi ini menentukan efisiensi produksi dan distribusi barang serta jasa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota. Pendekatan ini menekankan bahwa lokasi aktivitas ekonomi sangat menentukan efisiensi dan keuntungan. Lokasi dipilih berdasarkan biaya transportasi, harga tanah, dan permintaan pasar. Central Business District (CBD) sebagai pusat kota biasanya menarik banyak kegiatan ekonomi karena akses dan infrastrukturnya. Namun karena harga tanah tinggi, aktivitas yang memerlukan lahan luas menyebar ke pinggiran kota, menyebabkan fenomena urban sprawl. Pola distribusi lokasi ini memengaruhi tata guna lahan, harga tanah, dan struktur sosial di kota.
2. Pendekatan Ekonomi Negara
Dalam pendekatan ini, fokus pada peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator pembangunan kota. Pemerintah menyediakan infrastruktur seperti jalan, listrik, air bersih, dan layanan publik. Regulasi tata ruang dan kebijakan fiskal menjaga keseimbangan pembangunan dan mengatasi eksternalitas negatif seperti kemacetan, polusi, serta ketimpangan sosial. Perencanaan dan kebijakan pemerintah sangat menentukan keberlanjutan dan keteraturan pertumbuhan kota. Pendekatan ini memandang ekonomi kota sebagai bagian integral dari perekonomian nasional maupun internasional. Kota sebagai pusat produksi,distribusi, dan konsumsi memiliki peran penting bagi perekonomian negara. Melalui interaksi dengan daerah lain, kota menyediakan sumber daya manusia, barang, dan jasa yang mendukung kesejahteraan ekonomi secara luas.
3. Pendekatan Keseimbangan Sebagian
Pendekatan keseimbangan sebagian melihat kota sebagai sistem ekonomi yang berusaha mencapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran di berbagai sektor. Misalnya, keseimbangan antara tenaga kerja dan lapangan kerja, antara pasokan dan permintaan perumahan, atau antara produksi dan konsumsi. Pendekatan ini membantu merumuskan kebijakan untuk mengatasi ketimpangan dan memaksimalkan efisiensi sumber daya di perkotaan. Pendekatan ini melihat dampak perubahan pada satu sektor ekonomi kota dengan asumsi variabel lain tetap. Contoh: jika harga tanah naik, bagaimana pengaruhnya terhadap pasar perumahan, migrasi penduduk, dan permintaan hunian. Analisis ini memudahkan evaluasi dampak kebijakan seperti pajak atau subsidi pada sektor tertentu tanpa harus menganalisis keseluruhan sistem ekonomi perkotaan.
4. Cakupan Ekonomi Perkotaan
Ekonomi perkotaan mencakup berbagai aspek yang meliputi:
4.1 Sektor industri dan jasa: Produksi barang, manufaktur, perdagangan, perbankan, pendidikan, dan layanan kesehatan.
4.2 Transportasi dan logistik: Sistem pemindahan barang dan orang yang efisien menjadi tulang punggung aktivitas ekonomi.
4.3 Pasar tenaga kerja: Ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia yang mendukung berbagai sektor ekonomi.
4.4 Infrastruktur: Fasilitas seperti jaringan listrik, air bersih, telekomunikasi, dan infrastruktur teknologi yang mendukung pertumbuhan ekonomi kota.
5. Fungsi Kota dalam Ekonomi :
5.1 Fungsi Ekonomi Pemerintah
Pemerintah berperan dalam menyediakan infrastruktur dasar, regulasi ekonomi, dan pelayanan publik yang menciptakan lingkungan kondusif untuk investasi dan pengembangan ekonomi. Melalui kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga mengatur distribusi sumber daya dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
5.2 Fungsi Ekonomi Swasta
Ekonomi swasta merupakan motor penggerak utama ekonomi kota. Perusahaan dan pelaku usaha swasta menyediakan lapangan kerja, menciptakan inovasi, dan menghasilkan barang serta jasa yang memenuhi kebutuhan masyarakat kota maupun pasar yang lebih luas. Sektor swasta sangat penting dalam menciptakan dinamika ekonomi dan mempercepat pembangunan kota.
5.3 Fungsi Ekonomi Khusus
Ekonomi khusus merujuk pada sektor atau aktivitas ekonomi yang memiliki karakteristik unik, seperti pusat-pusat keuangan, kawasan teknologi tinggi, kawasan perdagangan bebas, dan industri kreatif. Sektor ini sering menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi kota karena mampu menarik investasi dan talenta dari luar daerah.
Masalah-Masalah Perkotaan :
A.Kemiskinan
Kemiskinan di kota sering disebabkan oleh ketimpangan distribusi pendapatan, rendahnya kesempatan kerja, dan kurangnya akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan ini memperburuk kualitas hidup dan menimbulkan masalah sosial seperti tunawisma dan marginalisasi.
B. Perumahan
Masalah perumahan termasuk minimnya ketersediaan hunian yang layak, kenaikan harga properti, dan munculnya permukiman kumuh. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan kota yang cepat tidak diimbangi dengan perencanaan dan pengadaan rumah yang memadai.
C. Kemacetan
Kemacetan lalu lintas muncul akibat tingginya jumlah kendaraan, infrastruktur jalan yang terbatas, dan kurangnya sistem transportasi publik yang efisien. Kemacetan menyebabkan kerugian waktu, peningkatan polusi, dan produktivitas yang menurun.
D. Kriminalitas
Tingkat kriminalitas yang tinggi sering kali berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial. Kriminalitas mengancam keamanan dan kenyamanan warga kota, serta dapat menghambat kegiatan ekonomi dan investasi.
Kesimpulan :
Kota merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang berfungsi sebagai mesin penggerak pembangunan nasional. Pemahaman mengenai prinsip-prinsip pendekatan ekonomi kota, cakupan ekonomi perkotaan, dan fungsi kota dalam kerangka ekonomi sangat penting untuk merumuskan kebijakan pembangunan yang tepat. Selain itu, pengelolaan masalah perkotaan seperti kemiskinan, perumahan, kemacetan, dan kriminalitas menjadi tantangan utama dalam pembangunan kota. Laporan ini membahas konsep-konsep tersebut dengan pendekatan akademis agar memberikan gambaran komprehensif tentang ekonomi perkotaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun