Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

New Normal: Pilih Belajar atau Mengulang Sejarah?

28 Mei 2020   13:28 Diperbarui: 28 Mei 2020   13:31 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemberlakuan Kenormalan Baru: https://twitter.com/politiklingkar 

Yang perlu dicermati adalah, besarnya jumlah korban kematian tersebut bukanlah terjadi pada serangan wabah gelombang pertama, melainkan pada serangan gelombang kedua. Kenapa begitu, pasalnya pada waktu itu masyarakat yang sudah sangat jenuh, bosan, galau dan merasa tidak nyaman dengan karantina yang dijalani, termasuk pembatasan jarak sosial yang harus ditaati, mendapatkan angin segar ketika diperbolehkan keluar rumah lagi.

Diliputi perasaan euforia yang berlebihan, masyarakat pun segera merayakan kebebasan dari karantina dan protokol kesehatan yang sebelumnya diberlakukan seakan-akan pandemi sudah bisa dikalahkan. Mereka berbondong-bodong ke jalan raya, berdesak-desakan ke pusat-pusat keramaian dan melalukan aktivitas sosial yang heboh lainnya.

Sampai akhirnya, beberapa minggu kemudian datanglah serangan gelombang kedua yang dalam sejarah disebut sangat mematikan. Mendadak makin banyak masyarakat yang terinfeksi dibanding yang terjadi di gelombang pertama, pusat-pusat layanan medik dan rumah saki kewalahan, banyak pasien tak tertangani dan akhirnya terjadi puluhan juta kematian.

Berdasarkan sejaran di atas, maka kalangan yang menolak rencana pemberlakukan "NewNormal" pada waktu-waktu dekat ini mengingatkan agar tidak tergesa-gesa menerapkan rencana tersebut tanpa memperhatikan beberapa indikator kesiapan-kesiapan faktor-faktor pendukungnya, yang harus terlebih dulu dipenuhi.

Himbauan untuk belajar dari kasus Pandemi Flu Spanyol - Sumber: IG ners_peduli
Himbauan untuk belajar dari kasus Pandemi Flu Spanyol - Sumber: IG ners_peduli
Menurut mereka, pilihannya hanyalah satu. Indonesia akan belajar dari sejarah "Pandemi Flu Spanyol" di atas, atau mengulang sejarah tragedi tersebut. Tabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun