Mohon tunggu...
rohmad
rohmad Mohon Tunggu... Essada

Sebagai seorang praktisi yang mendedikasikan diri pada dunia pendidikan dan seni, semangat adalah suluh yang tak pernah padam dalam setiap denyut aktivitas saya. Di tengah padatnya rutinitas mengajar dan segala tanggung jawab profesional yang diemban, saya meyakini bahwa hidup adalah sebuah kanvas luas yang perlu diisi dengan warna-warna kegembiraan dan ekspresi diri. Maka, di sela-sela jeda dan ruang waktu yang tercipta, saya melarikan diri ke dalam dunia hobi yang begitu saya cintai. Ada semesta tersendiri yang terbuka saat kuas menari di atas kanvas, melukiskan imajinasi dan emosi dalam goresan warna. Setiap lukisan adalah cerita yang tak terucap, sebuah refleksi dari pengamatan dan perasaan. Tak hanya itu, tangan ini juga gemar menciptakan keindahan yang lebih nyata: merancang taman-taman mungil yang menjadi oase ketenangan, membentuk ornamen-ornamen unik yang menghidupkan sudut ruangan, dan merangkai berbagai kerajinan tangan yang sarat makna. Setiap karya adalah manifestasi dari energi kreatif yang tak pernah habis. Lebih dari sekadar hobi visual dan kriya, jiwa saya juga terpanggil untuk menyelami samudra kata. Menulis adalah cara saya bernapas, merajut gagasan, dan berbagi perspektif. Dari benak ini lahir beragam karya sastra: puisi-puisi yang melukiskan rindu dan renungan, geguritan yang merawat keindahan bahasa Jawa, pantun-pantun ceria yang menebar senyum, hingga cerpen-cerpen yang mengisahkan fragmen kehidupan manusia dengan segala kompleksitasnya. Setiap bait, setiap kalimat, adalah upaya untuk menangkap esensi, mengabadikan momen, dan menyampaikan pesan dari hati ke hati. Bagi saya, pendidikan dan seni adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Keduanya adalah jalan untuk menumbuhkan kepekaan, kreativitas, dan empati. Melalui pendidikan, saya mencetak generasi; melalui seni, saya menginspirasi dan terus belajar untuk menjadi pribadi yang utuh, yang tak pernah berhenti berkarya dan menebar manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengukir Solusi Mengubah Limbah Jadi Berkah Abadi

30 Juli 2025   07:49 Diperbarui: 30 Juli 2025   07:49 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendorong Perubahan Melalui Kompetisi: Memantik Semangat, Melahirkan Inovasi

Agar gerakan hijau ini tidak berhenti menjadi seremonial belaka, diperlukan energi pendorong yang kuat dan berkelanjutan. Pemerintah daerah, sekolah, komunitas, dan bahkan perusahaan swasta, kini mulai melirik program-program kompetitif sebagai katalis perubahan.

Lomba Pengelolaan Sampah Plastik yang diadakan secara periodik adalah contoh brilian. Lomba ini bukan hanya tentang kebersihan, melainkan ajang adu kreasi, inovasi, dan komitmen. Peserta tidak hanya dinilai dari seberapa bersih lingkungan mereka, tetapi juga seberapa canggih inovasi daur ulang yang mereka hasilkan, seberapa efektif sistem pemilahan yang diterapkan, seberapa luas edukasi yang diberikan kepada masyarakat sekitar, dan tentu saja, seberapa kreatif produk akhir yang berhasil diciptakan. Sekolah, RT/RW, komunitas remaja, hingga pelaku UMKM berbondong-bondong terlibat, menciptakan atmosfer persaingan sehat yang memicu terobosan. Ini adalah arena kolaborasi lintas sektor yang mempertemukan ide-ide brilian dan semangat kolektif demi masa depan bumi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

gambar ilustrasi dari canva desain
gambar ilustrasi dari canva desain

Menuju Budaya Baru yang Lebih Hijau: Jejak Langkah Peradaban

Transformasi dari budaya konsumtif yang membuang-buang menjadi budaya produktif dan sadar lingkungan adalah sebuah perjalanan panjang. Ini membutuhkan konsistensi, kesabaran, dan edukasi yang tak pernah putus, dimulai dari bangku sekolah hingga ke meja makan keluarga. Perubahan sejati tidak bisa hanya datang dari atas; ia harus berakar dari kesadaran individu yang kemudian menyebar menjadi kesadaran kolektif.

Mengganti plastik dengan pelepah daun pisang bukan sekadar tindakan "kembali ke alam", ia adalah simbol pergeseran paradigma, sebuah deklarasi bahwa kita memilih keberlanjutan. Sementara itu, sistem pengelolaan limbah yang rapi dan efektif mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam menjaga rumah bersama ini. Kita tidak lagi hanya menjadi penghuni, tetapi penjaga, pelindung, dan penata.

Mari kita, setiap individu, tidak hanya menjadi penonton perubahan yang terjadi di depan mata. Mari kita menjadi pelaku utama, menjadi bagian tak terpisahkan dari revolusi hijau ini. Dari selembar daun pisang yang harum, sehelai kertas daur ulang yang sederhana, hingga inovasi brilian dari limbah yang tak terduga, semuanya bisa menjadi langkah kecil yang membawa dampak maha besar. Ini adalah investasi paling berharga kita: untuk bumi yang lestari, untuk kehidupan yang lebih bermakna, untuk kita semua.

Tagar: #SampahPlastik #HijaukanBumi #DaurUlang #DaunPisang #SolusiHijau #LombaPengelolaanSampah #KompasianaEnvironment

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun