Guyub Rukun di Festival Memeti Ikan Gemblegan 2025: Tradisi, Ekonomi, dan Budaya Warga Klaten
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Klaten ke-221, ribuan warga tumpah ruah di Festival Memeti Ikan Gemblegan yang digelar meriah pada Minggu, 20 Juli 2025 di Kolam Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes Acara yang mengusung semangat Hangesti Tejaning Jati ini bukan sekadar tradisi memanen ikan, namun juga simbol kekompakan, pelestarian budaya, dan penggerak ekonomi lokal.
Lokasi dan Simbol Keberadaan
Festival ini digelar di sekitar Monumen GEBYUR sebuah patung perempuan sedang menuang kendi sebagai ikon kearifan lokal. Monumen tersebut menjadi latar kegiatan dan pusat keramaian, dikelilingi oleh panggung, warung UMKM, bendera merah putih, dan kerumunan peserta serta penonton dari berbagai daerah.
Ritual Memet Ikan: Gotong Royong yang Menghidupkan Warisan Leluhur
Tradisi memet ikan (menangkap ikan bersama-sama di kolam) adalah warisan budaya masyarakat Klaten yang penuh makna. Tahun ini, sebanyak 2.055 kilogram ikan disebar ke dalam kolam untuk diperebutkan masyarakat secara gratis. Pria, wanita, bahkan anak-anak ikut serta. Dengan peralatan sederhana seperti jaring, seser, dan keranjang, suasana penuh tawa dan sorak sorai mewarnai pagi yang cerah.
Kebersamaan Antar Generasi
Festival ini tidak hanya milik orang tua. Anak-anak tampak antusias membawa ember dan kantong plastik, belajar langsung tentang kebersamaan, usaha, dan kebudayaan lokal. Tampak pula sejumlah pelajar dan mahasiswa melakukan dokumentasi sebagai bagian dari tugas sekolah atau konten kreatif.
Daya Tarik dan Hadiah
Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyediakan doorprize ikan maskot serta berbagai hadiah menarik seperti sepeda, kipas angin, mesin cuci, dan peralatan rumah tangga. Ini menjadi magnet tersendiri, mendorong partisipasi warga secara masif.
Pemimpin dan Rakyat Menyatu
Kehadiran pemimpin daerah juga menjadi sorotan. Bupati dan Wakil Bupati Klaten turun langsung, menyapa warga dengan penuh keakraban. Ini menjadi wujud nyata pemerintahan yang dekat dengan rakyat. Para ASN dan perangkat desa turut mendampingi, menunjukkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam pelestarian budaya.
Dampak Ekonomi: UMKM dan Wisata Lokal
Festival ini juga menjadi ladang rezeki bagi pelaku UMKM. Tenda-tenda makanan, minuman, aksesoris, dan kerajinan lokal berjajar di sekitar kolam. Ribuan pengunjung menciptakan efek ekonomi langsung, menggerakkan roda perputaran uang di desa dan sekitarnya.
Tradisi yang Relevan dan Bermakna
Festival Memet Ikan Gemblegan bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah bentuk pelestarian budaya yang menyatu dengan geliat ekonomi, pendidikan karakter, dan rekreasi rakyat. Inilah potret nyata filosofi "Guyub Rukun Klaten Gayeng" yang patut ditiru dan terus dijaga eksistensinya.
Dokumentasi visual menunjukkan antusiasme warga, keberagaman usia, serta semangat gotong royong yang melebur dalam lumpur, air, dan senyum bersama.
#klatengayeng#
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI