Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Tikus-tikus Migrasi, Tentu Ada Sebabnya!

25 Juni 2019   21:00 Diperbarui: 25 Juni 2019   21:05 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika tikus-tikus melakukan migrasi atau perpindahan dari lingkungan habitat awalnya ke lingkungan habitat yang baru,  janganlah secepatnya memvonis mereka dengan kata-kata sadis: dasar binatang hama! Bersyukurlah kita, karena tikus tidak bisa omong. Seandainya tikus bisa omong, maka bisa saja tikus merespon dengan kata-kata sadis pula: kamu itu manusia atau tikus juga, pakai akal budi dong, chek and rechek apa faktor penyebabnya! Bisa malu 'kan?

Jika ada tikus-tikus yang kita jumpai sedang migrasi, maka tentu ada isyarat yang tidak beres dengan lingkungan habitatnya. Belum tentu karena tikus tidak mencintai lagi habitatnya. Tapi barangkali karena daya dukung sumber makanan untuk mempertahankan hidupnya sudah habis. Barangkali juga karena predator mereka seperti ular, burung hantu dan kucing sedang memburu mereka. Juga barangkali habitat mereka  dirusak oleh manusia, seperti membakar padang dan hutan.

Tikus-tikus yang sedang migrasi, tentu tujuan untuk mencari lingkungan dan habitat baru yang kondusif bagi kelangsungan hidup mereka. Dalam perjalanan menuju habitat baru, belum tentu tikus langsung menjadi hama. 

Ini tergantung dari daya topang lingkungan sepanjang perjalanan dan habitat baru tujuan akhir tempatnya bersarang. Jika lingkungan dan habitat barunya kondusif, maka tikus meskipun bawaannya adalah hama, belum tentu menjadi hama. Tapi jika lingkungan dan habitat barunya tidak kondusif, maka sudah pasti tikus akan menjadi hama yang berbahaya.

Demikian pula dengan binatang-binatang lain, seperti burung, ular, rusa, babi hutan dan ikan-ikan, juga pernah melakukan migrasi. Mereka melakukannya tentu karena ada faktor penyebabnya.

Disamping makhluk hidup, seperti binatang-bintang di atas, yang memang tidak berakal budi, yang kita temukan melakukan migrasi,  kita manusia pun yang berakal budi, sering pula menemukan sesama kita melakukan migrasi. Seperti migrasi tempat tinggal, tempat kerja, profesi dan juga menyangkut cinta atau pasangan hidup. Bahkan juga migrasi berkaitan dengan kepercayaan  kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kita manusia melakukan migrasi, tentu juga ada faktor penyebabnya. Macam-macamlah. Bisa sangat esensial dasar penyebabnya. Tapi bisa juga kita dramatisir. Tujuannya tentu supaya kehidupan kita berubah menjadi lebih baik, sejahtera dan damai serta bahagia, baik lahir maupun batin.

Jadi, jika kita temukan ada manusia yang migrasi, apa pun bentuk migrasinya, anggaplah itu hal yang biasa-biasa saja. Artinya, bukan hal yang luar biasa, apalagi istimewa. Tak perlu membenci, memfitnah, sakit hati, dan dihebohkan serta mengiklankannya. Sebab untuk apa dan apa gunanya bagi diri kita sendiri dan hidup kebersamaan kita.   

Toh, bukankah tikus dan binatang-binatang lainnya pun pernah migrasi? Dan hanya makhluk hidup seperti tumbuhan saja yang tidak pernah melakukan migrasi sendiri, kecuali dimigrasikan oleh kita manusia dan juga binatang.

Tambolaka, 25 Juni 2019                               

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun