Saat kami di rumah pribadi Plt Bupati Sumba Barat Daya ini, hujan deras turun. Namun hanya berlangsung sebentar saja. Dan cuaca mulai cerah kembali.
Menuju Pantai Marapu
Wajah kawan-kawanku tampak gembira ketika cuaca kembali cerah. Artinya,  rencana  kami semula akan berjalan lancar, yaitu setelah menonton Pasola di Wainyapu akan mampir ke Pantai Marapu untuk menikmati wajah cantiknya di siang hari. Saya pribadi sih sudah beberapa kali ke sana, namun kawan-kawanku ini belum pernah menginjakkan kaki di Pantai Marapu.
Dalam perjalanan saya bertanya kepada kawan-kawanku dalam nada canda, siapa yang akan menjadi model di Pantai Marapu. Alfredo Ortega, seorang fotografer yang cukup profesional, menyebut diri saya. Alasannya, karena saya menggunakan busana adat Kodi  lengkap. Saya langsung tertawa geli, merasa lucu begitu. Orangtua kok dijadikan model.
Sementara kawan-kawanku saling menunjuk satu sama lainnya. Tapi kemudian sepakat menyebut Nona Yana, gadis blasteran Sumba Sabu. "Yana saja," kata Agustinus Lende Ngongo. "Karena dia masih bujang," lanjut Agus memberi alasan.
Kami segera keluar dari mobil dan mengeluarkan kamera dan handycame. Kemudian, sambil melepaskan pandangan ke arah samudera luas yang sedang bergelombang, kami mempercepat langkah memasuki hamparan pasir di sisi utara ujung Pantai Marapu.
Ketika kawan-kawanku sudah menginjakkan kaki di hamparan pasir yang bagaikan permadani putih berkilauan itu, saya perhatikan wajah mereka terlihat berseri-seri. Mereka juga tampak bergairah dan segera sibuk mencari posisi yang strategis untuk pemotretan. Bukan pemotretan profesional lho, sekadar rekreasi biasa saja sih!
Di atas batu karang di tengah pantai itulah kami melakukan pengambilan gambar secara bergantian. Mudah-mudahan hasilnya tidak mengganggu pesona cantik pantai Marapu.