Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mari Budayakan Gerakan Menanam Pohon

19 Desember 2017   23:26 Diperbarui: 20 Desember 2017   13:09 5653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Ketiga, akar pohon menyerap air hujan yang masuk ke dalam tanah, mengikat air tanah, dan mencegah air meluap menjadi banjir saat musim hujan. Air yang diikat oleh pohon ini menyumbang andil besar munculnya mata air atau sekurang-kurangnya menjaga stabilitas debit air pada mata air dan sungai. Air ini merupakan salah satu kebutuhan esensial manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak bisa ditunda ketersediaannya.

Keempat, pohon menghasilkan bunga, buah, daun, batang, kayu, akar dan biji yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan hewan. Disamping sebagai sumber makanan dan bahan bangunan rumah, juga sebagai bahan dasar obat-obatan dan potensi perekonomian.

Dan kelima pohon menjadi "rumah", tempat tinggal dan bernaung, dan "kebun", sumber bahan makanan, berbagai organisme, seperti burung, kupu-kupu, lebah, ulat dan yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Permasalahan Kesadaran dan Kemauan

Sesungguhnya pengetahuan masyarakat baik pada aras dunia maupun Indonesia sendiri mengenai urgensi dan vitalitas fungsi dan manfaat pohon bagi kehidupan di muka bumi ini, sudah makin meningkat dari waktu ke waktu. 

Namun yang menjadi permasalahan adalah peningkatan pengetahuan tersebut belum diikuti dengan makin meningkatnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk melaksanakan aksi menanam dan memelihara pohon. Hal ini merupakan kenyataan yang sedang kita hadapi sekarang ini.


Disamping itu, kita juga sedang menghadapi kenyataan bahwa populasi pohon dunia bukannya makin bertambah, tapi justeru makin menurun tajam dari waktu ke waktu. Pohon-pohon tergusur atas nama kemajuan dan oleh kekuasaan pembagunan infrastruktur, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan konsekuensi makin meningkatnya kebutuhan papan, dan pembalakan liar habitat hutan untuk memenuhi keserakahan kepentingan perekonomian, baik perseorangan maupun kelompok.

Perlu Gerakan Menanam Pohon

Mengingat kelangsungan hidup kita dan makhluk hidup lainnya sangat tergantung dari pohon, maka merupakan tindakan yang arif-bijaksana jika dalam semangat momentum peringatan HMPI dan BMN tahun ini, kita perlu serentak satu visi, satu niat, satu langkah dan satu tindakan untuk menyerukan dan melakukan gerakan menanam pohon.

Jika setiap orang merasa terpanggil untuk menanam satu bibit pohon saja, maka sungguh merupakan suatu perbuatan yang luar biasa. Apalagi jika kita mengindahkan ajakan moral pemerintah kita agar setiap individu di Indonesia wajib menanam sekurang-kurangnya dua puluh lima pohon selama hidupnya, tentu merupakan perbuatan yang jauh lebih dahsyat lagi. Karena kita telah mempunyai andil besar dalam memelihara kehidupan di muka bumi ini.

Gerakan menanam pohon tersebut perlu menjadi komitmen moral kita semua. Komitmen ini dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, perguruan tinggi, lembaga pemerintah, lembaga sosial dan lembaga usaha swasta serta masyarakat umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun