Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yerusalem, Kota Suci yang Ironis

11 Desember 2017   23:53 Diperbarui: 12 Desember 2017   12:36 3377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

PIDATO politik Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih, Rabu, 6 Desember 2017 lalu, yang mendeklarasikan pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibukota Negara Israel, bagaikan serangan halilintar di siang bolong untuk dunia internasional. Reaksi atas pidato Trump itu, juga bagaikan halilintar bersahut-sahutan dari berbagai penjuru mata angin dunia, termasuk Indonesia.

Di antara badai tsunami reaksi dunia atas pidato Trump tersebut, Pater Yoakim Rambaho Ndelo, CSsR, Provinsial Redemptoris Indonesia, yang berpusat di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur, merefleksikan peristiwa tersebut dalam catatan "SETETES EMBUN", sebagaimana diunggahnya melalui akun Facebook-nya, 10 Desember 2017, dengan judul "YERUSALEM". Setetes Embun masa advent dari seorang putra Kodi, Sumba Barat Daya, ini sangat impresif.

Pater Kimy, demikian sapaan akrab ahli alkitab ini,  mengenyam pendidikan pada Fakultas Teologi  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan salah satu Universitas di Vatikan. Menurut Pater Kimy, secara umum diakui bahwa Yerusalem adalah kota suci tiga agama besar; Yahudi, Kristen dan Islam. 

Ketiga agama ini, lanjutnya, mempunyai ikatan religius yang kuat karena Kitab Suci masing-masing memuat kisah dan pribadi yang hampir serupa. Akan tetapi dalam sejarahnya ketiga agama ini, urainya, juga mewariskan konflik panjang yang menimbulkan luka yang belum sepenuhnya sembuh sampai saat ini.

Dalam sejarah konflik itu, jelas Pater Kimy, politik dan agama hampir tak memiliki batas yang jelas. "Dan semua itu bermuara pada sebuah kota: Yerusalem. Kota yang diakui mempunyai nilai suci tapi ironisnya mewarisi kekejaman umat manusia yang menganggap dirinya suci dan terpilih. Yerusalem adalah sebuah titik awal sekaligus titik paling menentukan sejarah umat manusia. Dari Yerusalem nabi Isa atau Mesias atau Kristus menentukah nasib umat manusia. Siapa yang menguasai Yerusalem, dialah yang menentukan takdir dunia," urai Pater Kimy.

Bagi orang Kristen, tandas Pater Kimy, Yerusalem telah selesai. "Mesias telah datang di Yerusalem. Yohaneslah yang mempersiapkan kedatangan Mesias. Mesias telah hadir di tengah-tengah kita dalam cara yang tak terduga. Dia tidak datang dalam segala kemegahan dan kuasa tapi datang sebagai SATU DIANTARA KITA. 

Di Yerusalem pula Mesias yakni Kristus dalam iman Kristen telah menentukan nasib manusia: menderita, wafat, dimakamkan dan bangkit mulia. Sejak itu Yerusalem telah digantikan oleh seorang pribadi yakni Kristus sendiri," paparnya.

Kedatangannya yang kedua pada akhir jaman, lanjut Pater Kimy, akan menentukan nasib akhir umat manusia. "Suara Yohanes akan selalu relevan sampai kapan pun: bertobat dari dosa-dosa kita. Setiap pergantian hari sesungguhnya adalah halaman baru dalam kehidupan kita. Itu adalah saat kita membuat perubahan yang perlu untuk menjadi lebih baik, menjadi sungguh-sungguh siap bagi kedatangan Kristus," ungkapnya.

"Ketika Kristus datang, tak ada apa pun yang berarti; harta tidak, jabatan tidak, status tidak, kekuasaan tidak, kehormatan juga tidak. Hanya satu yang sungguh berarti yakni Kristus sendiri," demikian tandas Pater Kimy menutup Setetes Embun, yang ditulisnya di Konventu Redemptoris Weetebula, Sumba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun