Gua Berwajah Katakombe
Hasil penataan tersebut sebagaimana dapat disaksikan sekarang ini adalah penampilan gua berwajah katakombe. Di dalam ruangan gua, penataan yang dilakukan menyesuaikan kontur potensinya. Pada sisi timur, di atas batu cukup besar diletakkan selember batu megalit dan disitulah tempat penahtaan Patung Bunda Maria Dari Gunung Carmel.Â
Pada posisi samping kiri tempat penahtaan Patung Bunda Maria, batu-batu besar yang ada ditata dengan batu-batu ceper di atasnya untuk altar dan mimbar baca. Di bawah depan altar, yang merupakan kanal aliran air, ditata dengan batu karang dan batu ceper sehingga berbentuk seperti pelataran, yang berukuran sekitar 3 meter x 8 meter. Pada posisi depan, kiri dan kanan altar ditata dengan batu karang dan batu ceper seperti tangga-tangga untuk dijadikan tempat duduk. Pada mulut gua, sebagai pintu masuk, ditata dengan batu karang dan batu ceper seperti tangga sehingga memudahkan untuk turun ke dalam ruangan gua. Ruangan gua yang telah tertata tersebut, dapat menampung 350 sampai dengan 400 umat.
Penataan dan pembangunan juga dilakukan pada area permukaan lingkungan sekitarnya. Pada sisi selatan bagian barat mulut katakombe, dibangun panggung permanen, yang bahan-bahannya dari batu karang dan batu ceper. Di tengah panggung ini terdapat altar yang terbuat dari tiang batu karang dan selembar batu megalit.besar. Di samping kiri altar berdiri mimbar yang juga terbuat dari tiang batu karang. Di samping kiri panggung tersebut, ditempatkan Patung Malaikat Gabrial di atas tiang batu karang yang ditutupi selembar batu megalit. Dan di sisi utara sejajar dengan altar diletakkan meja persembahan yang juga terbuat dari bahan batu megalit.
Kemudian keliling batas areal katakombe dibangun pagar sepanjang 375 meter dengan a'la Sumba yang disebut "kangali" atau "hangali". Batu-batu karang disusun rapih berlapis selebar rata-rata delapan puluh centi meter dan tingginya belum mencapai rata-rata satu setengah meter. Dan pada kiri dan kanan pintu masuk areal katakombe, didirikan dua tiang batu besar dan diatasnya ditutup dengan dua lembar batu megalit cukup besar.
Disamping itu, untuk menciptakan suasana sejuk di dalam lingkungan katakombe, maka dilakukan juga penataan dan penambahan aneka pohon dan tanaman. Bibit-bibit tanaman yang dikembangkan di lokasi ini adalah jenis-jenis yang sudah langka. Sehingga diharapkan juga suatu saat katakombe ini memancarkan citra sebagai laboratorium lingkungan.
Letaknya sangat Strategis
Perlu diakui bahwa proses penataan katakombe tersebut memang belum tuntas. Sekarang ini  masih diupayakan proses penataan lanjutan, yang meliputi pembuatan stasi-stasi untuk perhentian, menara patung Nabi Elia, dan beberapa rumah sedang untuk ret-ret, yang juga didesain bercorak budaya Sumba.
Walaupun begitu, katakombe tersebut sangat ramai diziarahi oleh umat Katolik, terutama pada bulan Mei dan Oktober, sebagai bulan khusus untuk penghormatan terhadap Bunda Maria. Rasa heran dan kagum atas keunikan dan keindahan katakombe tersebut dari para peziarah tak ada habis-habisnya. Kesan ini akan berbunga-bunga jika para peziarah masih menyempatkan diri untuk bersantai-santai di danau Weewini dan Weerobaka, yang letaknya sekitar setengah kilometer di sisi selatan katakombe.
Letak katakombe tersebut memang sangat strategis. Kendati berada tidak jauh dari pesisir pantai utara Kabupaten Sumba Barat Daya, namun tidak terisolasi. Radiusnya dari Istana Keuskupan Waitabula sekitar enam sampai tujuh kilometer. Dari Bandara Udara Tambolaka atau Pelabuhan Laut Weekelo Pantai sekitar sembilan sampai sepuluh kilometer. Untuk berziarah ke sana tidak ada kesulitan. Hanya sekitar dua setengah kilometer ruas jalan yang masih perkerasan. Kendaraan roda empat dan dua bisa merapat di sekitar Katakombe. Ayo berziarah ke Katakombe Bunda Carmel di Pulau Sumba, nusa kuda sandlewood, negeri Marapu. *** (Rofinus D Kaleka, tinggal di Kabupaten Sumba Barat Daya NTT) Â