Oleh :
Dr. Ira Alia Maerani, M.H. & Rofida Kania Maharani
DEMAK-Pandemi yang disebabkan oleh virus covid merupakan krisis dunia yang mengancam berbagai sektor.Salah Satu dampaknya sektor pendidkan. Akibat,coronavirus pemerintahan indonesia mengeluarkan surat edaran Nomor 4 tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19(Corona Virus Disease).
Pemerintah memutuskan untuk menutup sementara sekolah demi pencegahan wabah,menyebabkan semua siswa,orang tua,dan guru terdampak.Meskipun sekolah di tutup,kegiatan pembelajaran tetap berlangsung melalui daring. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi siswa,orang tua maupun guru untuk meningkatkan semangat dalam pembelajaran,selama pandemi ini. Terutama figur orang tua lah yang menjadi motivasi anak,tantangan bagi orang tua mempersiapkan fasilitas pembelajaran yaitu kuota.
Salah satu tantangan bagi guru untuk siap siaga dalam mempersiapkan pembelajaraan melalui aplikasi edukasi,seperti google clasroom,zoom.Seperti yang dialami di SMP NEGERI 2 SAYUNG,Demak.Untuk meningkatkan semangat pembelajaran siswa,guru mengubah pembelajaraan secara kreatif. Menggunakan media seperti Ppt,Vidio rekaman,Vidio youtube,dan sesi tanya jawab di WA group.
Perubahan ini merupakan tantangan bagi guru,karena beban semakin bertambah harus mempersiapkan media-media tersebut sebelum melakukan pembelajaran.Selain itu para siswa berkeluh kesah sulit dalam menerima pelajaran. “Bu sebenarnya pembelajaran lebih mudah di pahami jika offline,bisa face to face.Apalagi mapel matematika butuh pemahaman secara langsung.” Ucapnya ,Yeni salah satu siswa kelas VIII, melalui via chat kepada salah satu guru wali kelasnya.”
Seperti yang dikemukakan oleh Budiaman(2010) ”Pemanfaatan jaringan internet untuk pembelajaraan masih jauh dari ideal yang di sebabkan oleh berbagai kendala”.
Salah satu dari kendala ialah keterbatasan fasilitas. Ketimpangan ekonomi mengakibatkan pembelajaran memiliki kendala keterbatasan fasilitas,dimana di sekolah hanya menyediakan laptop ,komputer yang terbatas.Beberapa siswa tidak memiliki android,beberapa siswa memiliki namun bermasalah dengan kuota. Orang tua siswa mengeluh mengenai anggaran kuota ,mengingat pandemi ini terdampak surutnya perekonomian di tambah harus menambah anggaran kuota,yang seharusnya hanya membayar spp gedung saja.
Dengan adanya kebijakan pemerintahan mengeluarkan subsidi kuota bagi siswa,guru,merupakan jalan keluar dari permasalahan yang sedang populer ini,Meskipun terdengar simpang siur bahwa pembagian kuota tidak merata,namun cukup meringankan beban bagi yang terdampak.
Banyak daerah tertinggal yang belum memiliki jangkauan sinyal yang mencukupi untuk koneksi internet,bahkan untuk telepon dan sekedar mengirimkan send WA saja terbatas.