Mohon tunggu...
Oom Roes
Oom Roes Mohon Tunggu... -

Lahir dan besar di Solo, sekolah di FE Undip Semarang dan University of Oregon, AS, bekerja di Bank BRI sampai tahun 2002, sekarang tinggal di Bintaro Jaya, Tangerang. Twitter @roesharyanto FB: Oom Roes

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(hal-hal yang mengganggu) Dalam Resepsi Perkawinan di Indonesia

10 September 2012   11:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melengkapi tulisan Andika di Kompasiana tentang  perta perkawinan di gedung , kami bermaksud berbagi pengalaman menghadiri berbagai acara perkawinan di Indonesia.

Pada acara resepsi perkawinan, prosesi umumnya dimulai dengan kirab penganten, yatitu masuknya rombongan pengantin ke gedung pertemuan. Kemudian setelah pengantin dan keduaorang tua menempati kursi pelaminan, acara dilanjutkan dengan sambutan mewakili kedua orang tua dan pembacaan doa. Sambutan biasanya singkat saja karena merupakan formalitas ucapan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran para tamu dan kepada semua fihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini. Pembacaan doa selamat umumnya juga singkat saja, karena untuk orang Islam rasanya kurang afdol melakukan suatu hajatan besar tanpa diawali doa.Selesai pembacaan doa baru para tamu undangan dapat memberikan ucapan selamat.

Kalau saya perhatikan baik untuk sambutan maupun pembacaan doa, hampir tidak pernah ada yang mendengarkan. Undangan umumnya sibuk ngobrol sendiri, disamping sudah tidak sabar lagi untuk memberi ucapan selamat dan segera menikmati hidangan. Untuk itu sebetulnya untuk pemilihan siapa yang akan memberi sambutan dan membaca doa, kita tidak perlu repot-repot mencari orang yang hebat-hebat. Karena disamping mahal honornya juga mubazir, karena toh tidak ada yang mendengarkan. Malah kasihan sebetulnya, kalau yang memberi sambutan atau yang membaca doa orang yang sangat terpandang tetapi tidak ada yang memperhatikan.

Pasangan temanten datang terlambat

Resepsi perkawianan biasanya diselenggarakan antara jam 11.00–13.00 kalau siang hari, sedang untuk malam hari antara jam 19.00-21.00. Untuk undangan jam 19.00 seharusnya tepat jam 19.00 pengantin dan kedua orang tua sudah siap untuk menerima ucapan selamat. Yang sering terjadi, untuk undangan jam 19.00 baru setengah jam kemudian para tamu bisa memberikan ucapan selamat. Baik karena datangnya rombongan pengantin yang terlambat, atau karena lamanya acara sambutan2. Atau kadang-kadang sengaja rombongan pengantin baru muncul menunggu setelah cukup banyak tamu yang berkumpul di gedung resepsi.

[caption id="attachment_211543" align="aligncenter" width="615" caption="Penulis (paling depan) dalam prosesi Penganten Pria memasuki tempat upacara: dok pribadi"][/caption]

Taria-tarian yang menyita waktu

Ada juga tuan rumah yang ingin menampilkan tari-tarian daerah agar acara kelihatan lebih bagus dan semarak. Masalahnya sering sesi tari-tarian ini merupakan bagian dari prosesi. Jadi, tari-tarian ditampilkan sebelum sambutan dan pembacaan doa. Akhirnya para tamu yang datang awal atau tepat waktu harus menunggu sampai satu jam sebelum dapat memberikan doa restu. Acara perkawinan dari daerah tertentu selalu menyajikan tari-tarian sebagai bagian dari prosesi. Sambutannya juga panjang-panjang karena ada petatah-petitih. Kalau tahu acaranya menggunakan adat ini, saya selalu datang satu jam lebih lambat supaya tidak terlalu lama menunggu.. Kalaupun ingin menampilkan tari-tarian boleh-boleh saja tetap dilakukan, tetapi pada waktu selesai acara pembacaan doa, jadi tidak memperlambat prosesi.

[caption id="attachment_211549" align="aligncenter" width="400" caption="tari payung: sumebr deckyh.web.ugm.id"]

1347282720822754710
1347282720822754710
[/caption] Didalam beberapa resepsi yang pernah saya hadiri, acara sambutan dan pembacaan doa ditiadakan. Jadi, ketika rombongan pengantin sudah datang dan siap untuk menerima ucapan selamat, pembawa acara menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih sambil mempersilahkan  para tamu untuk langsung memberikan ucapan selamat. Menurut saya ini lebih tepat dan praktis, karena pembacaan doa seharusnya dilakukan pada saat acara akad nikah yang merupakan bagian dari ritual perkawinan. [caption id="attachment_211544" align="aligncenter" width="300" caption="Penulis menerima Calon Pengantiin Wanita : dok pribadi"]
1347282269855651618
1347282269855651618
[/caption] Bahkan pernah saya menghadiri acara perkawinan di hotel dimana pengantin dan kedua orang tua menunggu di pintu gerbang untuk menerima ucapan selamat. Setelah sebagian besar undangan datang dan memberikan ucapan selamat baru mereka menempatkan diri di pelaminan. Untuk tamu-tamu yang datang terlambat dapat langsung ke pelaminan untuk memberikan ucapan selamat.

Acara foto-foto yang mengganggu.

Yang sangat mengganggu adalah acara foto-foto para tamu VIP. Ketika kita sedang antri menunggu giliran untuk memberikan ucapan selamat, sering diinterupsi dengan datangnya tamu VIP yang langsung didahulukan tanpa harus antri. Ditambah lagi tamu VIP ini masih diminta kesediannya untuk diabadikan bersama kedua pengantin. Mendahulukan tamu VIP masih bolehlah, tetapi menurut saya acara foto-foto ini sebaiknya dihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin. Karena disamping mengganggu dan menyinggung perasaan tamu undangan lainnya, juga toh hasilnya setelah dicetak tidak pernah dikirim ke kita. Saya pernah harus mengantre sampai 2 jam gara-gara semua tamu VIP diabadikan. Pengalaman waktu saya masih menjabat dulu, sering diminta untuk foto bersama pengantin tetapi tidak pernah diberi hasilnya. Saya kira para tamu VIP ini juga risi, karena kedatangannya telah merepotkan tamu-tamu lainnya.

Pada waktu saya mengawinkan anak saya, pukul 19.00 tepat saya bersama kedua pengantin telah siap di pelaminan. Sambutan dan pembacaan doa digabung. Tepat pukul 19.10 para tamu sudah bisa mulai memberikan doa restu. Saya beritahu panitya bahwa tidak akan ada acara pengambilan foto tamu VIP. Sebagai gantinya saya wanti-wanti kepada MC agar jeli mengamati setiap tamu penting yang datang. Kepada beliau-beliau ini supaya diberi sambutan selamat datang dan ucapan terima kasih secara pribadi dengan menyebutkan namanya secara lengkap.

[caption id="attachment_211554" align="aligncenter" width="604" caption="Acara foto-foto : dok pribadi"]

1347284191864822278
1347284191864822278
[/caption] Intinya adalah, para tamu harus kita hormati karena kita sangat mengharapkan kedatangannya. Mereka telah bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan biaya untuk memenuhi undangan kita. Jangan biarkan mereka berlama-lama menunggu, Semua undangan adalah terhormat. Mereka yang tidak masuk dalam daftar tamu VIPmungkin banyak yang termasuk orang-orang VIP di tempat lain. Jangan sampai keinginan kita untuk menghormati tamu-tamu VIP menganggu kenyamaman tamu-tamu lain (yang notabene juga VIP) dalam menghadiri acara kita.

Makanan habis

Karena panjangnya antrian, sering MC mempersilahkan para undangan untuk mennikmati hidangan dulu sebelum memberi ucapan selamat. Ini juga kurang pas, karena kita menganggap seolah-olah para tamu datang untuk sekedar mencari makanan. Disamping itu berarti kita tidak menghargai para undangan yang datangnya tepat waktu.Akhirnya, bisa-bisa orang yang datang terlambat langsung makan,  sedang tamu-tamu yang disiplin kehabisan makanan.

[caption id="attachment_211553" align="aligncenter" width="600" caption="Makanan harus cukup : sumber idrissukses.com"]

1347283847647170733
1347283847647170733
[/caption] Selain hal-hal diatas, sudah barang tentu yang tidak kalah pentingnya adalah masalah makanan. Kalau harus memilih antara kualitas dan kuantitas saya lebih memilih kuantitas. Jadi jangan sampai tamu yang datang belakangan tidak kebagian makanan,Harus ada anggota panitya yang khusus mengawasi makanan. Tidak semua perusahaan catering jujur, yang mau mengeluarkan seluruh makanan yang sudah dipesan. Kalau kira-kira anggarannya terbatas ya undangannya yang dibatasi, sehingga kualitas dan kuantitas hidangan dapat terpenuhi. Semoga tulisan singkat ini bermanfaaat, khususnya mereka yang belum mantu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun